POLA KEGIATAN DUNIA BISNIS
Persoalan Yang dibahas:
1. Peranan keuntungan dalam mengembangkan kegiatan perusahaan.
2. Jenis-jenis faktor produksi dan peranan pengusaha dalam menggunakannya.
3. Sistem ekonomi dan ciri-cirinya.
4. Perbandingan pola kegiatan ekonomi dalam berbagai sistem ekonomi.
5. Penggolongan lapangan usaha dalam perekonomian.
Mengapa ada Perusahaan dan Dunia Bisnis?
Perekonomian modern merupakan perekonomian uang dengan salah satu ciri pentingnya adalah: setiap orang melakukan spesialisasi dalam pekerjaan dan memperoleh pendapatan. Dengan pendapatan ini mereka membeli barang dan jasa yang dibutuhkannya.
FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN PERUSAHAAN
Adanya Permintaan merupakan dorongan pertama yang menyebabkan perusahaan dikembangkan.
Dorongan Kedua adalah keinginan para pengusaha untuk mendapatkan Pendapatan dan Keuntungan dari kegiatan memproduksi barang dan jasa.
BARANG DAN JASA DIHASILKAN DENGAN MENGGUNAKAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
Kegiatan Perusahaan menghasilkan barang dan jasa memerlukan faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi atau sumber-sumber daya dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
1. Tanah dan Kekayaan Alam.
2. Modal.
3. Tenaga Kerja.
4. Kewirausahaan.
PERANAN PERUSAHAAN DAN PENGUSAHA SWASTA DALAM PEREKONOMIAN TERGANTUNG KEPADA SISTEM EKONOMI
Sistem Ekonomi dapat dibedakan kepada tiga bentuk:
• Sistem Pasar Bebas.
• Sistem Perencanaan Terpusat.
• Sistem Perekonomian Campuran.
SISTEM PASAR BEBAS
Sistem Pasar Bebas adalah perekonomian yang diatur oleh interaksi diantara para penjual dan pembeli di Pasar.
SISTEM PERENCANAAN TERPUSAT
Sistem Perencanaan Terpusat adalah sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi diatur oleh Pemerintah melalui Badan Perencanaan Pusat (Central Planning).
Pada masa lalu sistem ini digunakan dinegara-negara Komunis. Sekarang ini hanya Korea Utara dan Kuba yang menggunakan Sistem ini.
SISTEM EKONOMI CAMPURAN
Sistem Ekonomi yang banyak digunakan diberbagai negara didunia adalah Sistem Ekonomi Campuran.
Dalam Sistem Ekonomi Campuran perusahaan swasta sangat penting peranannya dalam melakukan dan mengembangkan kegiatan ekonomi.
Pemerintah berperan dalam bidang-bidang tertentu.
LAPANGAN USAHA DALAM PEREKONOMIAN
Kegiatan perusahaan dalam perekonomian dibedakan kepada berbagai lapangan usaha, yaitu: pertanian,pertambangan, industri pengolahan,pembangunan, penyediaan listrik,gas dan air, dan berbagai sektor jasa seperti: pengangkutan, perdagangan,jasa keuangan dll.
BENTUK BADAN USAHA DAN PERKEMBANGAN BADAN USAHA
Persoalan yang dibahas:
1. Bentuk Badan Usaha yang Utama
2. Beberapa Badan Usaha yang Lain.
3. Perusahaan Multi Nasional
4. Pengambilalihan, penggabungan,nasionalisasi,privatisasi, franchising.
PERUSAHAAN MILIK PERSEORANGAN DAN PERKONGSIAN
Dari segi jumlah perusahaan, perusahaan perseorangan dan perkongsian merupakan perusahaan yang paling banyak terdapat dalam perekonomian, termasuk di Indonesia. Kebaikan utama dari bentuk perusahaan ini adalah mudah didirikan, modal yang diperlukan tidak terlalu besar, pengelolaannya fleksibel dan rahasia tersimpan baik.
Untuk Perusahaan Perkongsian lebih banyak modal dapat dikumpulkan, keahlian lebih beragam dan umur perusahaan lebih panjang. Kelemahannya: pertanggungjawaban tidak terbatas, keahlian manajerial terbatas dan kelangsungan hidup perusahaan terbatas.
PERSEROAN TERBATAS
Perusahaan ini pada umumnya jauh lebih besar dari perusahaan perusahaan perseorangan dan perkongsian.Kebaikan terpenting dari perusahaan perseroan adalah tanggungjawab terbatas, modal mudah ditunaikan,lebih mudah memperoleh modal dan saham perusahaan dapat diperjual belikan. Terdapat pemisahan diantara pemilik (pemegang saham) dengan pimpinan perusahaan.
TIGA JENIS BADAN USAHA LAIN
Tiga jenis Badan Usaha lain yang terdapat dalam perekonomian adalah:
1. Perusahaan Pemerintah (BUMN).
2. Koperasi.
3. Badan Usaha yang kurang menekankan pada keuntungan.
Sebagian BUMN diorganisasi seperti perseroan terbatas, tetapi sebagian besar saham dimiliki oleh pemerintah. Oleh sebab itu pengaruh pemerintah terhadap kegiatan perusahaan masih sangat penting. Walaupun pemimpin-pemimpin Indonesia pada masa mencapai kemerdekaan menginginkan agar koperasi memegang peranan penting dalam menjalankan kegiatan ekonomi, pada kenyataannya perkembangan koperasi yang sebenarnya adalah lebih lambat dari yang diharapkan.
PERKEMBANGAN ORGANISASI PERUSAHAN
Dalam perekonomian yang berkembang, sebagian perusaaan juga mengalami perkembangan. Beberapa perusahaan di negara maju mengembangkan anak perusahaan dinegara lain. Perusahaan tersebut dikenal sebagai perusahaan multinasional (Multi National Coorporation). Ada perusahaan yang menjalin kerjasama dengan perusahaan lain dan mendirikan perusahaan baru.Perusahaan ini dinamakan perusahaan patungan (joint venture)
BEBERAPA KASUS LAIN DARI PERKEMBANGAN ORGANISASI PERUSAHAAN
Apabila suatu perusahaan bergabung dengan suatu perusahaan dan menjadi satu perusahaan baru, maka tindakan ini dinamakan merger atau penggabungan. Sedangkan perusahaan yang membeli perusahaan lain, tetapi mempertahankan entitas setiap perusahaan dinamakan pengambilalihan atau acquisition.Perusahaan yang diambilalih oleh Pemerintah dinamakan dinasionalisasi.
Sedangkan bagian dari suatu perusahaan yang dijual kepada pihak lain dinamakan divestasi. Suatu perusahaan yang memberi lisensi kepada perusahaan-perusahaan lain untuk beroperasi atas namanya diberbagai tempat dinamakan franchising.
Rabu, 17 Maret 2010
Selasa, 23 Februari 2010
SIFAT-SIFAT MATEMATIKA EKONOMI DAN MODEL EKONOMI
SIFAT-SIFAT MATEMATIKA EKONOMI
DAN MODEL EKONOMI
Simbol – simbol variabel dalam matematika ekonomi biasanya disesuaikan dengan nama variabel ekonominya, misal harga = P (price), biaya = C (cost), jumlah yang diminta = Q (quantity), dan lain-lain
Penggambaran dalam bidang Cartesius, variabel P pada sumbu vertikal walaupun P adalah variabel bebas.
Penyederhanaan hubungan antara variabel-variabel disebut dengan model ekonomi.
Model matematika dinyatakan dalam sekelompok tanda atau simbol yang terdiri atas kombinasi variabel, konstanta, koefisien dan atau parameter
Variabel ® sesuatu yang nilainya dapat berubah-ubah dalam suatu masalah tertentu
Konstanta ® suatu bilangan nyata tunggal yang nilainya tidak berubah dalam suatu masalah tertentu
Koefisien ® angka pengali konstan terhadap variabel
Parameter ® suatu nilai tertentu dalam suatu masalah tertentu dan mungkin akan menjadi nilai yang lain pada suatu masalah yang lain
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
Persamaan ® suatu pernyataan bahwa dua lambang adalah sama
Contoh : TC = 150 + Q
Pertidaksamaan ® suatu pernyataan yang menyatakan bahwa dua lambang adalah tidak sama
Contoh : R > C
SISTEM BILANGAN NYATA
Himpunan Bilangan Nyata terdiri dari bilangan rasional dan bilangan irasional
Bilangan rasional ® dapat dinyatakan sebagai perbandingan dua bilangan bulat, contoh : 2/3
Bilangan irrasional ® tidak dapat dinyatakan sebagai perbandingan dua bilangan bulat, contoh : √3
SKEMA BILANGAN NYATA
KONSEP HIMPUNAN
Himpunan → suatu kumpulan dari sejumlah obyek (elemen)
Cara menulis himpunan :
- Dengan mendaftar
Contoh : S = {1, 2, 3, 4}
- Dengan mendesripsikan
Contoh : B = { x | x bilangan bulat positif }
Anggota dalam suatu himpunan dinyatakan dengan simbol ε
Contoh : 1 ε S
HUBUNGAN ANTARA HIMPUNAN
Dua himpunan adalah sama jika setiap elemen dari dua himpunan sama
Contoh : A = {3,5,6,4}, B = { 6,5,4,3}, maka A = B
Himpunan ( B adalah himpunan bagian A jika dan hanya jika setiap elemen B juga merupakan elemen A
Contoh : A = {1,2,3,4,5} dan B = {3,4,5}, maka B A
HIMPUNAN KHUSUS
Himpunan Semesta (universal) ® himpunan yang berisikan semua elemen yang sesuai untuk masalah tertentu.
Komplemen ® suatu himpunan dari seluruh elemen dalam himpunan semesta yang bukan elemen dari suatu himpunan tertentu yang sudah didefinisikan
Himpunan null (kosong) ® himpunan yang tidak mempunyai anggota
OPERASI HIMPUNAN : GABUNGAN (UNION), IRISAN (INTERSECTION), KOMPLEMEN (COMPLEMENT)
KAIDAH PEMANGKATAN
• Pangkat dari sebuah bilangan ialah suatu indeks yang menunjukkan banyaknya perkalian bilangan yang sama secara beruntun.
Notasi : Xa berarti bahwa x harus dikalikan dengan x itu sendiri secara berturut-turut sebanyak a kali.
Kaidah Pemangkatan Bilangan :
1. X0 = 1 (X ¹ 0) contoh : 30 = 1
2. X1 = X contoh : 31 = 1
3. 0x = 0 contoh : 02 = 0
4. X-a = 1/ Xa contoh : 3-2= 1/32
5. Xa/b = bÖ Xa contoh : 41/3= 3Ö 41
6. (X/Y)a = Xa / Ya contoh : (3/5)2 = 32/52
7. (Xa)b = Xab contoh : (22)2= 24
8. Xa = X c, maka c = a
9. Xa . Xb = Xa+b contoh : 34.32 = 34+2
10. Xa . Ya = (XY)a contoh : (3.4)2 = 32.42
11. Xa : Xb = X a – b contoh : 45/44 = 45-1
12. Xa : Ya = (X/Y) a contoh : 34/44 = (3/4)4
KAIDAH PEMFAKTORAN
Faktor adalah satu diantara pengali-pengali yang terpisah dalam suatu hasil kali
Contoh : ab + bc dapat difaktorkan menjadi a(b + c)
: y = 8×2 + 26x + 15 dapat difaktorkan menjadi
y = (4x +3) (2x + 5)
LATIHAN SOAL
1. Jika U = {1,2,3,4,5,67,9} mempunyai himpunan bagian A = {1,3,5,7,9}, B = {2,4,5,6,8}, dan C = {3,6,7,9}
Tentukan elemen dari himpunan berikut :
a) A’ c) B Ç C
b) B È C d) (A È B È C)’
2. Bentuk sederhana pernyataan berikut adalah :
a) (82)2/3 c) (5)0(9)1/2
b) 6(25)3/2 d) (9)3/2(3)-2
3. Carilah faktor untuk dari pernyataan berikut :
a) X3 – 27 c) X3 = 8
b) X3 + 8000 d) X3 = 16X4 – 49
DAN MODEL EKONOMI
Simbol – simbol variabel dalam matematika ekonomi biasanya disesuaikan dengan nama variabel ekonominya, misal harga = P (price), biaya = C (cost), jumlah yang diminta = Q (quantity), dan lain-lain
Penggambaran dalam bidang Cartesius, variabel P pada sumbu vertikal walaupun P adalah variabel bebas.
Penyederhanaan hubungan antara variabel-variabel disebut dengan model ekonomi.
Model matematika dinyatakan dalam sekelompok tanda atau simbol yang terdiri atas kombinasi variabel, konstanta, koefisien dan atau parameter
Variabel ® sesuatu yang nilainya dapat berubah-ubah dalam suatu masalah tertentu
Konstanta ® suatu bilangan nyata tunggal yang nilainya tidak berubah dalam suatu masalah tertentu
Koefisien ® angka pengali konstan terhadap variabel
Parameter ® suatu nilai tertentu dalam suatu masalah tertentu dan mungkin akan menjadi nilai yang lain pada suatu masalah yang lain
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
Persamaan ® suatu pernyataan bahwa dua lambang adalah sama
Contoh : TC = 150 + Q
Pertidaksamaan ® suatu pernyataan yang menyatakan bahwa dua lambang adalah tidak sama
Contoh : R > C
SISTEM BILANGAN NYATA
Himpunan Bilangan Nyata terdiri dari bilangan rasional dan bilangan irasional
Bilangan rasional ® dapat dinyatakan sebagai perbandingan dua bilangan bulat, contoh : 2/3
Bilangan irrasional ® tidak dapat dinyatakan sebagai perbandingan dua bilangan bulat, contoh : √3
SKEMA BILANGAN NYATA
KONSEP HIMPUNAN
Himpunan → suatu kumpulan dari sejumlah obyek (elemen)
Cara menulis himpunan :
- Dengan mendaftar
Contoh : S = {1, 2, 3, 4}
- Dengan mendesripsikan
Contoh : B = { x | x bilangan bulat positif }
Anggota dalam suatu himpunan dinyatakan dengan simbol ε
Contoh : 1 ε S
HUBUNGAN ANTARA HIMPUNAN
Dua himpunan adalah sama jika setiap elemen dari dua himpunan sama
Contoh : A = {3,5,6,4}, B = { 6,5,4,3}, maka A = B
Himpunan ( B adalah himpunan bagian A jika dan hanya jika setiap elemen B juga merupakan elemen A
Contoh : A = {1,2,3,4,5} dan B = {3,4,5}, maka B A
HIMPUNAN KHUSUS
Himpunan Semesta (universal) ® himpunan yang berisikan semua elemen yang sesuai untuk masalah tertentu.
Komplemen ® suatu himpunan dari seluruh elemen dalam himpunan semesta yang bukan elemen dari suatu himpunan tertentu yang sudah didefinisikan
Himpunan null (kosong) ® himpunan yang tidak mempunyai anggota
OPERASI HIMPUNAN : GABUNGAN (UNION), IRISAN (INTERSECTION), KOMPLEMEN (COMPLEMENT)
KAIDAH PEMANGKATAN
• Pangkat dari sebuah bilangan ialah suatu indeks yang menunjukkan banyaknya perkalian bilangan yang sama secara beruntun.
Notasi : Xa berarti bahwa x harus dikalikan dengan x itu sendiri secara berturut-turut sebanyak a kali.
Kaidah Pemangkatan Bilangan :
1. X0 = 1 (X ¹ 0) contoh : 30 = 1
2. X1 = X contoh : 31 = 1
3. 0x = 0 contoh : 02 = 0
4. X-a = 1/ Xa contoh : 3-2= 1/32
5. Xa/b = bÖ Xa contoh : 41/3= 3Ö 41
6. (X/Y)a = Xa / Ya contoh : (3/5)2 = 32/52
7. (Xa)b = Xab contoh : (22)2= 24
8. Xa = X c, maka c = a
9. Xa . Xb = Xa+b contoh : 34.32 = 34+2
10. Xa . Ya = (XY)a contoh : (3.4)2 = 32.42
11. Xa : Xb = X a – b contoh : 45/44 = 45-1
12. Xa : Ya = (X/Y) a contoh : 34/44 = (3/4)4
KAIDAH PEMFAKTORAN
Faktor adalah satu diantara pengali-pengali yang terpisah dalam suatu hasil kali
Contoh : ab + bc dapat difaktorkan menjadi a(b + c)
: y = 8×2 + 26x + 15 dapat difaktorkan menjadi
y = (4x +3) (2x + 5)
LATIHAN SOAL
1. Jika U = {1,2,3,4,5,67,9} mempunyai himpunan bagian A = {1,3,5,7,9}, B = {2,4,5,6,8}, dan C = {3,6,7,9}
Tentukan elemen dari himpunan berikut :
a) A’ c) B Ç C
b) B È C d) (A È B È C)’
2. Bentuk sederhana pernyataan berikut adalah :
a) (82)2/3 c) (5)0(9)1/2
b) 6(25)3/2 d) (9)3/2(3)-2
3. Carilah faktor untuk dari pernyataan berikut :
a) X3 – 27 c) X3 = 8
b) X3 + 8000 d) X3 = 16X4 – 49
Minggu, 21 Februari 2010
AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA
AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA
(Oleh: Sutatmi)
BAGIAN II : PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
A. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
Setelah mempelajari bagian II dari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat memperoleh ketrampilan dalam melakukan analisis transaksi, menyusun persamaan dasar akuntansi berdasarkan hasil analisis transaksi, dan menyusun laporan keuangan dalam bentuk neraca, laporan laba/rugi, dan laporan perubahan modal berdasarkan persamaan dasar akuntansi yang telah disusun. Penguasaan terhadap ketrampilan tersebut akan bermanfaat bagi peserta pelatihan dalam menyelenggarakan akuntansi (sederhana) khususnya bagi perusahaan jasa.
B. INDIKATOR
Keberhasilan peserta pelatihan dalam menguasai kompetensi yang diharapkan seperti dikemukakan di atas, dapat diamati dan diukur dari ketrampilan mereka dalam:.
1) menjelaskan persamaan dasar akuntansi.
2) menganalisis dampak setiap transaksi terhadap asset (aktiva), hutang, dan modal
3) menyususn persamaan dasar akuntansi
4) menyusun neraca
5) menyusun laporan laba/rugi
6) menyusun laporan perubahan modal
C. PETUNJUK
Materi tentang akuntansi perusahaan jasa yang disajikan dalam bagian II dari modul ini adalah ”Persamaan Dasar Akuntansi”. Urutan penyajiannya diatur sebagai berikut: (a) pengertian dan rumusannya, (b) transaksi keuangan dan persamaan akuntansi, (c) laporan keuangan (financial statement) berupa neraca, laporan laba/rugi, dan laporan perubahan modal.
Uraian materi tersebut dilengkapi dengan contoh-contoh kasus yang mungkin terjadi pada perusahaan jasa, baik yang berskala kecil maupun yang besar. Ikuti dan pelajari dengan seksama materi dan contoh-contoh yang disajikan dalam bagian II modul ini, agar Anda dapat memperoleh pemahaman dan ketrampilan yang memadahi. Dengan mempelajari dan menguasai isi bagian II dari modul ini, maka Anda akan memiliki kemampuan dan ketrampilan melaksakanan siklus akuntansi, meskipun masih dalam tingkat yang sederhana tetapi secara utuh. Selanjutnya, untuk memberi penguatan pemahaman dan ketrampilan Anda, kerjakanlah tugas yang ada sesuai dengan petunjuk. Hal ini akan membantu Anda dalam mengembangkan wawasan dan pengalaman secara praktis. Ukurlah tingkat penguasaan kompetensi yang telah Anda capai dengan menjawab dan mengerjakan soal-soal evaluasi. Jika Anda merasa belum puas dengan hasil yang dicapai, ulangi lagi sampai Anda merasa telah menguasainya. Untuk memperkuat pemahaman dan ketrampilan Anda, carilah kasus-kasus yang serupa dan kerjakanlah sampai tuntas.
D. URAIAN MATERI
Persamaan Dasar Akuntansi
a. Pengertian dan Rumusan Persamaan Dasar Akuntansi
Setelah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep dasar akuntansi, marilah kita lanjutkan kegiatan kita dengan penyelenggaraan proses akuntansi. Untuk mempermudah dalam melaksanakan proses pencatatan dan pelaporan, sebaiknya kita mulai dari persamaan dasar akuntansi. Persamaan ini merupakan ringkasan dari pencatatan hasil analisis setiap peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang terjadi. Coba Anda ingat-ingat kembali pengertian peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang telah dikemukakan dalam bagian I modul ini! Jika terjadi transakasi keuangan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada aktiva, hutang, dan modal bukan? Perubahan itulah yang kita ringkas dalam persamaan dasar akuntansi.
Anda telah mengetahui bukan, bahwa kekayaan yang dimiliki oleh suatu organisasi bisnis (perusahaan) disebut asset, harta, atau aktiva sedangkan hak atau klaim terhadap kekayaan tersebut disebut equities atau passiva? Jika aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan sejumlah Rp 10.000,00 maka equities (klaim terhadap asset tersebut) juga senilai Rp 10.000,00. Hubungan antara dua komponen tersebut jika digambarkan dalam sebuah persamaan tampak sebagai berikut:
Aktiva = Equities
Rp 10.000,00 = Rp 10.000,00
Di sisi lain, hak atau klaim terhadap aktiva tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu haknya kreditor dan haknya pemilik. Hak dari kreditor disebut hutang (liabilities) dan hak dari pemilik disebut modal (capital/owner’s equity). Dengan demikian pengembangan dari persamaan tersebut menjadi sebagai berikut:
Aktiva = Liabilities + Capital
Dalam persamaan akuntansi, biasanya penyajian liabilities selalu mendahului capital (modal). Hal ini bukan hanya kebetulan saja, tetapi memiliki makna bahwa kreditor memiliki hak terlebih dulu terhadap asset perusahaan dari pada pemilik perusahaan itu sendiri seandainya perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Dengan demikian, hak pemilik terhadap asset perusahaan dapat dirumuskan dalam persamaan berikut:
Capital = Aktiva - Liabilities
Seandainya pada awal pendirian perusahaan, pemiliknya menyetor uang tunai atau benda lain senilai Rp 5.000,00 untuk modal awal usahanya tanpa ada hutang, maka persamaannya adalah:
Aktiva = Capital
Jadi, Rp 5.000,00 = Rp 5.000,00
Jika pemilik menambah modal Rp 2.500,00 dari hutang, maka persamaannya menjadi: Aktiva = Liabilities + Capital
Jadi, Rp 7.500,00 = Rp 2.500,00 + Rp 5.000,00
b. Transaksi Keuangan dan Persamaan Akuntansi
Semua transaksi keuangan (peristiwa ekonomi) yang terjadi di perusahaan, dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks akan mengakibatkan perubahan di antara ke tiga komponen persamaan dasar akuntansi tersebut. Perubahan yang dimaksud bisa menambah, mengurangi, atau merubah susunan aktiva, hutang, dan/atau modal. Penyelesaian persamaan itu merupakan hasil analisis dampak dari transaksi keuangan yang terjadi.
Untuk mempermudah dalam memahami dampak dari perubahan pada persamaan dasar akuntansi sebagai akibat terjadinya transaksi keuangan, marilah kita cermati contoh kasus berikut ini.
Salon Sekarkedaton milik Ny. Ayu, yang beralamat di Jl. Joyo Utomo 504 Malang, baru dibuka awal tahun 2007, ditempatkan di kamar paling depan rumahnya. Sementara kamar tersebut tidak dimasukkan sebagai asset salon, tetapi dianggap menyewa. Selama bulan Januari 2007 transaksi keuangan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Ny. Ayu menyetor uang tunai Rp 1.000.000,00 sebagai investasi pertamanya atau modal awalnya di Salon.
2. Membeli secara tunai peralatan salon seharga Rp 300.000,00
5. Membayar uang sewa kamar untuk bulan Januari sebesar Rp 100.000,00
7. Membeli secara kredit dari Toko Makmur peralatan salon seharga Rp 500.000,00 dan perlengkapan (suplies) salon seharga Rp 200.000,00.
9. Dipinjam uang dari Bank dengan menandatangani sebuah wesel jangka 3 bulan bunga 12% per tahun senilai Rp 750.000,00
14. Menyelesaikan pekerjaan merias pengantin putri Ny. Yuli senilai Rp 450.000,00 dan dan langsung dbayar tunai
15. Dibayar gaji pegawai untuk bulan Januari Rp 150.000,00
20. Diselesaikan pekerjaan merias pengantin untuk Ibu Harmini senilai Rp 550.000,00. diterima tunai sebanyak Rp 250.000,00 dan sisanya akan dilunasi bulan Pebruari 2007
22. Diangsur utang kepada Toko Makmur sebesar Rp 200.000,00
25. Dibayar rekening listrik untuk bulan Januari Rp 75.000,00
29. Diterima dari Ibu Harmini angsuran utangnya kepada Salon sebanyak Rp 150.000,00
30. Diambil uang tunai oleh Ny. Ayu sebesar Rp 100.000,00 untuk kepentingan pribadinya.
31. Dibayar bunga atas wesel untuk bulan Januari sebesar Rp 7.500,00
Setiap transaksi keuangan pada tanggal-tanggal tersebut di atas akan membawa dampak perubahan terhadap ketiga komponen persamaan dasar akuntansi (aktiva, hutang, dan modal). Pengaruh setiap transaksi keuangan itu terhadap persamaan dasar akuntansi dapat dilihat dalam tabel berikut:
AKTIVA HUTANG MODAL
Tgl Kas Piutang Usaha Peralatan Perlengkapan Hutang Usaha Hutang wesel Modal
1 1,000,000 1,000,000
2 -300,000 300,000
5 -100,000 -100,000
7 500,000 200,000 700,000
9 750,000 750,000
14 450,000 450,000
15 -150,000 -150,000
20 250,000 300,000 550,000
22 -200,000 -200,000
25 -75,000 -75,000
29 150,000 -150,000
30 -100,000 -100,000
31 -7,500 -7,500
1.667.500 150.000 800.000 200.000 500.000 750.000 1.567.500
Dalam praktiknya, sepanjang perjalanan periode persamaan tersebut dapat dimodifikasi menjadi:
Asset + Beban (biaya) = Liabilities + Penghasilan + Capital
Dengan demikan, data transaksi dalam kasus yang terjadi pada salon Sekarkedaton di atas dapat disusun persamaan dasar akuntansi sebagi berikut:
Tgl Keterangan Aktiva + Beban = Hutang + Pendaptn + Modal
1 Setoran pemilik 1.000.000 1.000.000
2 Beli peralatan tunai ± 300.000
5 Bayar sewa gedung - 100.000 100.000
7 Beli peralatan & perlengkapan 700.000 700.000
9 Utang wesel 12% p.a 750.000 750.000
14 Hasil Rias pengantin 450.000 450.000
15 Bayar Gaji -150.000 150.000
20 Hasil Rias pengantin 550.000 550.000
22 Angsur utang - 200.000 - 200.000
25 Bayar listrik - 75.000 75.000
29 Angsuran Harmini ±150.000
30 Ambil prive - 100.000 - 100.000
31 Bunga wesel - 7.500 7.500
Jumlah 2.817.500 332.500 1.250.000 1.000.000 900.000
Dua contoh bentuk persamaan dasar akuntansi untuk menyelesaikan transaksi keuangan tersebut tampak berbeda bukan? Namun keduanya akan menghasilkan informasi yang sama. Dari persamaan pertama, dapat diketahui bahwa aktiva salon tersebut senilai Rp 2.817.500,00 yang diperoleh dengan menjumlahkan kas sebesar Rp1.667.500,00 piutang sebesar Rp150.000,00 peralatan sebesar Rp 800.000,00 dan perlengkapan sebesar Rp 200.000,00. Hutang salon senilai Rp 1.250.000,00 diperoleh dengan cara menjumlahkan hutang usaha Rp 500.000,00 dan hutang wesel sebesar Rp 750.000,00. Modal yang dimiliki salon senilai Rp 1.567.500,00. Dari persamaan kedua, dapat diketahui secara langsung bahwa aktiva salon tersebut sebesar Rp 2.817.500,00 dan hutangnya sebesar Rp 1.250.000,00 sedangkan modal salon sebesar Rp 1.567.500,00 yang diperoleh dengan cara menambahkan modal Rp 900.000,00 dengan pendapatan sebesar Rp 1.000.000,00 dan dikurangi beban sebesar Rp 332.500,00. Cara yang digunakan untuk melaksanakan pencatatan setiap transaksi keuangan boleh berbeda, namun informasi yang dihasilkannya harus sama.
Dalam penyelesaian persamaan pertama, membuat penggolongan pada aktiva dan hutang, sedangkan beban dan pendapatan langsung ditambah atau dikurangkan pada modal. Pada persamaan kedua unsur aktiva dan hutang tidak digolong-golongkan, tetapi beban dan pendapatan dipisahkan dari modal. Dalam praktik di dunia kerja Anda dapat menggunakan salah satu dari kedua persamaan itu, mengingat bahwa hasil akhir atau informasi yang dihasilkan sama.
Penyelesaian transaksi ke dalam persamaan kedua terdapat tanda ± yaitu pada tanggal 2 dan 29 Januari 2007. Tanda itu merupakan contoh transaksi yang menyebabkan perubahan terhadap susunan aktiva. Akibat transaksi tanggal 2 Januari, aktiva yang semula berupa uang tunai (kas) Rp 300.000,00 berubah menjadi peralatan salon dengan nilai yang sama, sedangkan transaksi tanggal 29 Januari menyebabkan berubahnya aktiva yang semula piutang sebesar Rp 150.000,00 menjadi uang tunai dengan nilai yang sama. Kedua contoh transaksi tersebut tidak menyebabkan bertambah atau berkurangnya nilai aktiva, hutang, maupun modal. Contoh transaksi lain, mengaksep wesel atas hutang usaha pada perusahaan lain. Transaksi ini menyebabkan susunan hutang berubah, yakni semula berupa hutang usaha berubah menjadi hutang wesel.
Selain itu, pada kenyataan di dunia bisnis akan banyak Anda jumpai transaksi-transaksi serupa, yaitu transaksi yang menyebabkan berubahnya aktiva, hutang, atau modal. Contoh-contoh yang disajikan di atas hanya merupakan sebagian kecil dari transaksi yang sebenarnya. Diharapkan contoh-contoh itu dapat digunakan sebagai acuan dalam penyikapan akuntansi jika ada transaksi yang sejenis.
c. Laporan Keuangan (Financial Statement)
Anda tentunya masih mengingat dan sudah memahami bahwa tujuan dari penyelenggaraan akuntansi adalah menyajikan informasi keuangan. Informasi keuangan dari suatu perusahaan tersebut berguna bagi fihak-fihak yang berkepentingan dan memerlukannya (para pemakai) sebagai dasar untuk mengambil keputusan ekonomi. Dengan informasi keuangan yang diperoleh, mereka akan menganalisisnya dan kemudian menentukan keputusan ekonomi yang bermanfaat bagi pengembangan usaha mereka.
Mengingat bahwa informasi yang termuat di dalam laporan keuangan suatu perusahaan sangat penting bagi para pemakainya, maka penyusunannya harus memenuhi syarat kualitas primer dan sekunder.
Kualitas primer adalah kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Kualitas primer meliputi relevan dan handal (reliabel).
a) Relevan berarti bahwa laporan keuangan (informasi akuntansi) yang disusun oleh suatu perusahaan memiliki hubungan langsung dengan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi dikatakan relevan jika dapat membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh para pemakainya. Informasi yang relevan adalah informasi yang memiliki nilai prediktif, umpan balik, dan tepat waktu.
(1) Informasi memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat membantu para pemakainya untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan berdasarkan peristiwa (transaksi) masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Ketepatan suatu prediksi sangat tergantung dari kemampuan para pemakai dalam menganalisis informasi dan kepekaan mereka dalam membaca peluang bisnis di masa depan.
(2) Informasi memiliki nilai umpan balik (feedback) jika informasi tersebut dapat mendukung atau memberi masukan untuk memperbaiki prediksi yang sudah dibuat oleh para pemakainya. Dengan informasi yang diperoleh, para pemakai dapat mengevaluasi kembali prediksi yang telah dibuat, sehingga dapat memperoleh masukan untuk menentukan apakah prediksinya sudah benar ataukah perlu direvisi.
(3) Tepat waktu berarti informasi akuntansi tersebut tersedia pada saat dibutuhkan oleh para pemakainya. Dengan demikian, informasi itu tidak kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan yang diambil.
b) Handal (reliable) berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan di dalam penyajiannya. Informasi yang handal adalah informasi yang memenuhi syarat: dapat diperiksa, penyajian yang jujur, dan netral.
(1) Dapat diperiksa artinya laporan keuangan (informasi akuntansi) tersebut jika diaudit/diperiksa oleh beberapa auditor eksternal yang menggunakan metode sama akan memperoleh kesimpulan yang sama pula.
(2) Penyajian yang jujur artinya laporan keuangan disajikan sesuai dengan kondisi transaksi keuangan sebenarnya (kondisi riil). Dengan kalimat lain dapat dikemukakan bahwa suatu laporan keuangan disajikan secara jujur jika dalam penyajiannya ada kecocokan/kesesuaian antara transaksi yang sesungguhnya terjadi dengan laporan yang dibuat. Jadi, dalam penyususnan laporan keuangan tidak ada unsur rekayasa.
(3) Netral artinya tidak berpihak kepada golongan pemakai informasi tertentu. Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi akuntansi kepada semua pihak yang berkepentingan (pemakai). Oleh karena itu, di suatu perusahaan hanya ada satu laporan keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang berkepentingan. Dengan demikian tidak ada pemakai informasi yang ”tersesat” sebagai akibat dari penggunaan informasi yang tidak netral.
Kualitas sekunder merupakan kualitas tambahan yang seharusnya dipenuhi dalam penyusunan laporan keuangan. Meskipun hal ini bukan merupakan kualitas utama, namun jika dipenuhi akan membawa dampak positip bagi pengguna/pemakainya. Kualitas sekunder meliputi keterbandingan dan konsistensi.
a) Keterbandingan berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan-perusahaan lain. Suatu informasi dianggap dapat diperbandingkan jika sudah dievaluasi dan dilaporkan dengan cara yang sama untuk perusahaan-perusahaan yang berbeda. Hal ini memberikan kemungkinan bagi para pemakainya untuk mengenali dan menganalisis persamaan atau perbedaan kondisi keuangan berbagai perusahaan karena metode akuntansi yang digunakan dapat diperbandingkan.
b) Konsistensi berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam menyajikan informasi, perusahaan harus memberikan perlakuan akuntansi yang sama terhadap transaksi yang sama pada waktu-waktu yang berbeda. Seiring dengan perjalanan waktu, perusahaan bisa mengubah metode (perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal itu dilakukan, maka pada periode dilaksanakannya perubahan itu perusahaan harus mengungkap (dalam laporan keuangannya) tentang berbagai hal yang terkait dengan perubahan itu, seperti keunggulan metode baru yang digunakan dibandingkan yang lama, alasan mengubah metode tersebut, sifat dan dampak atas perubahan tersebut terhadap kondisi finansialnya.
Bentuk formal dari informasi keuangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan (financial statement). Pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan bersifat umum. Hal ini berarti bahwa laporan kuangan suatu perusahaan disajikan dan ditujukan kepada semua pihak yang berkepentjngan terhadap informasi itu, baik dari unsur internal perusahaan maupun dari unsur eksternal. Dengan demikian, laporan keuangan tersebut tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakainya. Secara umum tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan para pihak yang berkepentingan (pemakai) dalam upaya mencari bahan masukan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas 5 (lima) komponen, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dengan lima komponen laporan itu, diharapkan dapat memberi gambaran yang relatif komprehensif tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Dari lima komponen tersebut, laporan keuangan yang dibahas dalam bagian II modul ini hanya tiga jenis, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan neraca. Dua jenis laporan lainnya, yaitu laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan akan dibahas pada modul yang lain.
a) Laporan laba rugi (income statement)
Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, kita dapat melihat dari laporan keuangannya. Kinerja keuangan suatu perusahaan harus dilaporkan, minimal sekali dalam satu periode. Salah satu bentuk laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi merupakan laporan tentang kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam laporan ini disajikan jumlah pendapatan (revenue) dan biaya (expenses) serta laba atau rugi (profit/losses) suatu perusahaan selama periode waktu tertentu. Dari laporan ini kita dapat menganalisis perbandingan antara pendapatan dengan biaya untuk memperolehnya, sehingga dapat mengukur tingkat efisiensinya.
Contoh transaksi yang terjadi pada Salon Sekarkedaton yang telah dibukukan dalam persamaan dasar akuntansi di atas, jika dianggap belum ada beban dari unsur perlengkapan dan peralatan (diasumsikan masih utuh), maka laporan laba ruginya dapat disusun seperti berikut ini.
Salon Sekarkedaton
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Januari 2007
Pendapatan
Perdapatan salon 1.000.000,00
Beban Usaha
Biaya Sewa Gedung 100.000,00
Biaya Gaji pegawai 150.000,00
Biaya listrik 75.000,00
Biaya bunga 7.500,00
Jumlah beban Usaha 332.500,00
Laba bersih 667.500,00
Contoh lain, misalnya data keuangan yang disajikan Penjahit Rapi pada tanggal 31 Desember tahun 2006 sebagai berikut:
1. Kas Rp 55.000,00
2. Piutang jasa Rp 10.000,00
3. Peralatan Rp 20.000,00
4. Perlengkapan Rp 5.000,00
5. Pendapatan jahit Rp 19.200,00
6. Pendapatan lain-lain Rp 500,00
7. Biaya perlengkapan Rp 3.500,00
8. Gaji penjahit Rp 5.000,00
9. Biaya lain-lain Rp 1.200,00
10. Modal Rp 80.000,00
Laporan laba rugi yang dapat disusun dari data keuangan penjahit rapi tersebu adalah sebagai berikut:
Penjahit Rapi
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2006
Pendapatan
Perdapatan jahit 19.200,00
Pendapatan lain-lain 500,00
Jumlah Pendapatan 19.700,00
Beban Usaha
Biaya Gaji penjahit 5,000,00
Biaya perlengkapan 3.500,00
Biaya lain-lain 1.200,00
Jumlah beban Usaha 9.700,00
Laba bersih 10.000,00
Dua buah contoh di atas memang masih sangat sederhana. Jenis transaksi yang diberikan pun masih terbatas (belum beragam). Praktiknya di dunia usaha tentunya sangat kompleks dan rumit. Namun prinsip pencatatan dan pelaporannya sama. Dengan contoh yang sederhana tersebut diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat usaha anda dalam memahami dan meningkatkan ketrampilan menyusun laporan laba rugi.
b) Laporan Perubahan Ekuitas (owner’s equity statement)
Bentuk lain dari laporan keuangan yang kita bahas pada bagian ini adalah laporan perubahan ekuitas pemilik perusahaan. Sesuai dengan namanya, laporan ini memberikan informasi tentang perubahan modal pemilik selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pada modal (ekuitas pemilik) adalah: tambahan investasi yang dilakukan oleh pemilik, pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan (laba/rugi) selama satu periode, dan prive pemilik, baik ambil maupun menambah. Dengan membaca laporan ini, akan diketahui perubahan modal dan faktor apa yang menyebabkan perubahan tersebut.
Jika dari contoh persamaan dasar akuntansi di atas dibuat laporan perubahan ekuitasnya, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Salon Sekarkedaton
Laporan Perubahan Modal
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Januari 2007
Modal awal per 1 Januari 2007 1.000.000,00
Laba bersih bulan Januari tahun 2007 667.500,00
Pengambilan prive -100.000,00
Penambahan modal 567.500,00
Modal akhir per 31 Januari 2007 1.567.000,00
Dari data yang disajikan Penjahit Rapi di atas dapat disusun laporan perubahan modalnya sebagai berikut:
Penjahit Rapi
Laporan Perubahan Modal
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2006
Modal awal per 1 Januari 2006 80.000,00
Laba bersih tahun 2006 10.000,00
Modal akhir per 31 Desember 2006 90.000,00
c) Neraca (balance sheet)
Neraca merupakan laporan tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Oleh karena itu, neraca sering disebut sebagai potret dari posisi keuangan perusahaan, karena kondisi keuangan yang disajikan pada neraca tersebut hanya terjadi pada tanggal tertentu, yaitu tanggal penyusunan neraca. Di luar tanggal penyusunan neraca, kondisi keuangan tersebut bisa berubah.
Secara umum, neraca dan laporan keuangan lainnya memiliki 2 (dua) bagian. Bagian pertama adalah kepala (heading) atau judul neraca yaitu keterangan singkat yang ditulis di bagian atas dari neraca. Judul neraca berisi: Nama perusahaan (pemilik neraca), kata ‘neraca’, dan tanggal neraca. Amatilah judul laporan laba rugi dan laporan perubahan modal Salon Sekarkedaton dan Penjahit Rapi di atas. Unsur isi judul tersebut sama, perbedaannya dengan neraca terletak pada tanggal penyusunan. Untuk neraca ditulis tanggal tertentu, sedangkan laporan tanggalnya mewakili satu periode (untuk periode yang berakhir tanggal …..). Judul (neraca atau laporan lainnya) harus ditulis dengan benar, karena judul itu merupakan identitas dari organisasi (perusahaan) pemilik laporan yang bersangkutan. Bagian kedua adalah batang tubuh neraca, berisi muatan informasi yang perlu disajikan.
Batang tubuh neraca dapat disusun dalam bentuk skontro atau stafel. Neraca yang berbentuk skontro biasanya disebut rekening huruf T atau bentuk horizontal, memiliki sisi debet yang lasim disebut aktiva dan sisi kredit yang lasim disebut pasiva. Jika suatu neraca disusun dalam bentuk stafel sering disebut bentuk vertikal atau laporan, maka tidak ada sisi debet dan sisi kredit. Susunan aktiva dan pasiva di atur berurutan dari atas ke bawah.
Posisi keuangan tersebut ditunjukkan oleh besaran aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan.
1) Aktiva (Assets)
Sumber daya ekonomi yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan disebut asset, aktiva, atau harta. Di neraca, aktiva disajikan di sebelah Debet jika neraca tersebut berbentuk skontro, atau di atas (mendahului penyajian pasiva) jika berbentuk stafel. Penyajiannya di dalam neraca, aktiva dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu aktiva lancar, aktiva investasi jangka panjang, dan aktiva tidak tetap.
(a) Aktiva Lancar (current assets)
Aktiva lancar adalah aktiva yang dapat diuangkan atau dapat dijadikan uang dalam jangka pendek (dalam satu siklus akuntansi). Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut memenuhi persyaratan berikut:
(1) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
(2) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau
(3) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Contoh dari aktiva lancar adalah kas, piutang usaha, persediaan barang dagangan, supplies, asuransi dibayar dimuka, dan sebagainya. Penyusunannya di dalam neraca diatur menurut urut-urutan tingkat likuiditasnya. Artinya, aktiva lancar yang paling likuid dicantumkan paling atas, disusul dengan pos-pos lainnya yang kurang likuid.
(b) Investasi jangka panjang (long term investment)
Perusahaan yang memiliki dana cukup besar dan tidak segera digunakan, maka akan menanamkannya pada perusahaan lain, dalam bentuk pembelian surat-surat berharga (saham atau obligasi) atau bentuk lainnya. Jika perusahaan mempertahankan kepemilikan tersebut dalam jangka panjang, maka aktiva ini disebut investasi jangka panjang. Tujuan dari investasi ini adalah memanfaatkan dana perusahaan yang tidak/belum dipergunakan dengan harapan dapat memperoleh keuntungan, baik berupa capital gain (kenaikan nilai investasi) maupun dividen (bagian keuntungan) atau bunga. Kepemilikan surat-surat berharga ini direncanakan dalam jangka waktu panjang. Kalau kepemilikan surat berharga direncanakan dalam jangka pendek (diperjualbelikan) maka investasi jenis ini termasuk aktiva lancar.
© Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Aktiva tetap adalah berbagai jenis aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu periode operasi perusahaan. Aktiva tetap dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang memiliki wujud fisik tertentu sehingga dapat diamati. Contoh dari aktiva tetap berwujud adalah tanah, gedung, peralatan (equipment), kendaraan dan sebagainya. Sedangkan aktiva tetap tak berwujud adalah aktiva yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi memiliki nilai ekonomis. Contoh aktiva tetap tidak berwujud adalah goodwill, hak patent, merek dagang, dan sebagainya.
2) Kewajiban (liabilities)
Kewajiban atau hutang (liabilities) adalah pengorbanan manfaat ekonomis di masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi masa lalu. Kewajiban ini dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Pengklasifikasian jangka pendek dan jangka panjang didasarkan pada jangka waktu pelunasannya. Jika pelunasan hutang yang dimaksud adalah satu tahun atau dalam satu periode siklus operasi perusahaan mana yang lebih panjang, dari tanggal neraca maka akan dikelompokkan dalam hutang jangka pendek. Sebaliknya, jika tidak memenuhi kreteria tersebut dikelompokkan ke dalam hutang jangka panjang. Contoh hutang lancar adalah: hutang usaha (account payable), hutang wesel (notes payable), hutang pajak (Taxes payable), hutang biaya, dan sebagainya. Contoh hutang jangka panjang adalah: hipotik dan hutang obligasi.
c) Modal Pemilik (owner’s equity)
Modal pemilik adalah hak atau klaim pemilik atas aktiva yang dimiliki perusahaan atau organisasi bisnis. Pada perusahaan perseorangan, modal pemilik ditunjukkan oleh satu akun modal. Pada perusahaan persekutuan (firma atau komanditer) modal pemilik ditunjukkan oleh dua atau lebih akun modal. Sedangkan pada perusahaan bentuk perseroan maka modal pemilik ditunjukkan oleh akun modal saham (capital stocks), saldo laba (retained earning), agio/disagio saham dan sebagainya.
Ingatlah kembali bahwa penyajian komponen-komponen neraca tersebut secara umum ada dua macam, yaitu: bentuk rekening huruf T atau bentuk horisontal dan bentuk laporan atau bentuk vertikal. Contoh penyusunan neraca. Lihat kembali data keuangan Salon Sekarkedaton dan Penjahit Rapi. Dari data tersebut, jika disusun neraca bentuk skontro tampak sebagai berikut:
Contoh: Neraca Bentuk T
Salon Sekarkedaton
Neraca
Per 31 Januari 2007
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Kas Rp 1.667.500 Hutang Usaha Rp 500.000
Piutang Usaha Rp 150.000 Hutang Wesel Rp 750.000
Perlengkapan/Supplies Rp 200.000 Jumlah Hutang Rp 1.250.000
Jumlah Aktiva Lancar Rp 2.017.500
Aktiva Tetap Modal Rp 1.567.500
Peralatan Rp 800.000 Rp
Jumlah aktiva Rp 2.817.500 Jumlah Pasiva Rp 2.817.500
Jika neraca Salon Sekarkedaton yang disusun dalam bentuk skontro tersebut diubah menjasi bentuk stafel atau horisontal, maka akan tampak seperti berikut ini.
Salon Sekarkedaton
Neraca
Per 31 Januari 2007
Aktiva Lancar
Kas Rp 1.667.500,00
Piutang Usaha Rp 150.000,00
Perlengkapan/Supplies Rp 200.000,00
Jumlah Aktiva Lancar Rp 2.017.500,00
Aktiva Tetap
Peralatan Rp 800.000,00
Jumlah aktiva Rp 2.817.500,00
Hutang Lancar
Hutang Usaha Rp 500.000,00
Hutang Wesel Rp 750.000,00
Jumlah Hutang Lancar Rp 1.250.000,00
Modal Rp 1.567.500,00
Jumlah Pasiva Rp 2.817.500,00
Baik disusun dalam bentuk skontro maupun dalam bentuk stafel, neraca harus menggambarkan informasi yang sama. Seperti contoh neraca milik Salon Sekarkedaton di atas, informasi yang disajikan sama. Memang contoh informasi yang termuat dalam neraca tersebut masih sangat sederhana. Contoh neraca yang memberi informasi sudah relatif kompleks, berikut ini disajikan neraca milik usaha servis murah.
Contoh: Neraca Bentuk T
Servis Radio Murah
Neraca
Per 31 Desember 2006
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Kas 623.000 Hutang dagang 425.000
Piutang Usaha 425.000 Hutang Wesel 500.000
Cadangan piutang tak tertagih -25.000 Hutang pajak penghasilan 125.000
400.000 Gaji terutang 135.000
Piutang wesel 500.000 Jumlah Hutang Lancar 1.185.000
Supplies 135.000
Asuransi dibayar dimuka 175.000 Hutang Jangka Panjang
Sewa yang masih harus diterima 145.000 Hutang Obligasi 2.500.000
Jumlah Aktiva Lancar 1.97.000
Investasi Jangka Panjang Modal Pemilik:
Investasi dalam saham PT Telkom 1.100.000 Modal Tuan Murahadi 6.693.000
Aktiva Tetap
Tanah 1.500.000
Gedung 3.500.000
Akumulasi penyusutan gedung -650.000
4.150.000
Peralatan 1.500.000
Akumulasi penyusutan peralatan -150.000
1.650.000
Jumlah Aktiva Tetap 7.300.000
Jumlah Aktiva 10.378.000 Jumlah Hutang + Mo dal 10.378.000
Perlu diingat bahwa penyajian aktiva lancar didalam neraca disesuaikan dengan tingkat kelancarannya. Artinya aktiva lancar yang paling lancar disajikan terlebih dahulu baru disusul oleh yang kurang lancar. Amati contoh neraca di atas. Lain halnya dengan aktiva tetap, penyajiannya disusun menurut tingkat keabadiannya. Aktiva yang paling abadi (tetap) disajikan terlebih dahulu baru disusul dengan penyajian aktiva tetap yang kurang/tidak abadi. Hutang disajikan di dalam neraca diatur menurut tingkat kelancarannya. Hutang yang harus segera dilunasi disajikan terlebih dahulu
Jika neraca itu disusun dalam bentuk stafel, maka akan menjadi sebagai berikut ini.
Servis Radio Murah
Neraca
Per 31 Desember 2006
Aktiva Lancar
Kas 623.000
Piutang Usaha 425.000
Cadangan piutang tak tertagih -25.000
400.000
Piutang wesel 500.000
Supplies 135.000
Asuransi dibayar dimuka 175.000
Sewa yang masih harus diterima 145.000
Jumlah Aktiva Lancar 1.978.000
Investasi Jangka Panjang
Investasi dalam saham PT Telkom 1.100.000
Aktiva Tetap
Tanah 1.500.000
Gedung 3.500,000
Akumulasi penyusutan gedung -650.000
4.150.000
Peralatan 1.500.000
Akumulasi penyusutan peralatan -150.000
1.650.000
Jumlah Aktiva Tetap 7.300.000
Jumlah Aktiva 10.378.000
Hutang Lancar
Hutang dagang 425.000
Hutang Wesel 500.000
Hutang pajak penghasilan 125.000
Gaji terutang 135.000
Jumlah Hutang Lancar 1.185.000
Hutang Jangka Panjang
Hutang Obligasi 2.500.000
Modal Pemilik:
Modal Tuan Murahadi 6.693.000
Jumlah Hutang + Modal 10.378.000
Dalam praktiknya banyak kita jumpai neraca yang disusun dalam bentuk skontro. Namun bukan berarti bahwa tidak ada neraca yang disusun dalam bentuk stafel.
TUGAS
1. Bukalah kembali pekerjaan Anda dalam menyelesaikan tugas nomor 5 bagian I modul ini! Tentunya Anda telah memperoleh data dan transaksi keuangan dari salah satu perusahaan jasa yang paling besar dan Anda pilih. Dari contoh Anda tersebut, susunlah:
(a) neraca awal (bentuk skontro)
(b) persamaan dasar akuntansi atas transaksi keuangannya
(c) laporan laba rugi untuk periode tersebut
(d) laporan perubahan modal untuk periode tersebut
(e) neraca akhir (bentuk stafel)
2. Datanglah pada koperasi simpan pinjam yang paling dekat dengan tempat tinggal Anda. Lakukanlah hal-hal berikut:
(a) mintalah ijin untuk memperoleh data dan mencatat transaksi keuangannya selama satu bulan dan selanjutnya susunlah transaksi keuangan tersebut ke dalam persamaan dasar akuntansi.
(b) copylah neraca saldonya pada akhir suatu periode
(c) berdasarkan neraca saldo tersebut (anggap tidak ada penyesuaian) susunlah: laporan laba/rugi; laporan perubahan modal dan neraca (dalam bentuk skontro dan stafel).
3. Cari dan datangilah seorang penjahit pakaian, bisa langganan keluarga Anda atau yang sudah Anda kenal dengan baik. Tanyakanlah hal-hal berikut:
(a) rata-rata penghasilan yang peroleh dari jasa menjahit per bulan
(b) jenis biaya yang diperlukan untuk memberi layanan menjahit
(c) besarnya biaya rata-rata per bulan
(d) nilai investasinya (tempat menjahit, mesin jahit, gunting, dan lain-lain)
(e) besarnya upah yang dikeluarkan untuk tenaga kerja
(f) informasi lain-lain yang menurut Anda perlu diketahui
Berdasarkan hasil informasi tersebut, susunlah: (1) Persamaan dasar akuntansi, (2) laporan laba rugi selama setahun, (3) laporan perubahan modal selama setahun dan (4) neraca akhir.
EVALUASI
I. Jawablah semua pertanyaan berikut dengan cermat!
1. Apakah tujuan penyusunan persamaan dasar akuntansi? Jelaskan!
2. Berikalah contoh transaksi keuangan yang menyebabkan berubahnya susunan aktiva, hutang, dan modal masing-masing 5 (lima) buah dan analisis akibatnya!
3. Kapankah laporan laba rugi harus disusun? Jelaskan!
4. Dapatkah kita mengukur kinerja perusahaan dari laporan laba ruginya? Jelaskan!
5. Informasi apakah yang dapat diperoleh dari laporan perubahan modal? Jelaskan!
6. Unsur-unsur apa sajakah yang disajikan di dalam neraca? Sebutkan!
7. Mengapakah neraca dikatakan sebagai potert keuangan pemiliknya?
8. Bagaimanakah aturan penyusunan aktiva tetap di dalam neraca? Jelaskan
9. Salah satu syarat penyusunan laporan keuangan adalah relevansi, jelaskan pengertiannya!
10. Mengapa penyusunan laporan keuangan harus netral? Jelaskan!
II. Kerjakanlah semua kasus berikut dengan teliti.
1. Ny. Amin memiliki usaha penjahitan yang diberi nama ”PENJAHIT HALUS” . Selama ini tidak pernah dilakukan pembukuan atas transaksi keuangannya. Ketika bertemu Anda, beliau menyampaikan keinginannya untuk mengadministrasikan transaksi keuangannya dengan tertib. Anda diminta untuk membantu melaksanakan administrasi keuangan tersebut. Data keuangan dan transaksinya selama tahun 2006 yang diberikan kepada Anda adalah sebagai berikut.
(a) keadaan tanggal 1 Januari 2006: uang tunai Rp 250.000,00; perlengkapan Rp 175.000,00; mesin jahit Rp 900.000,00; kios tempat menjahit Rp 1.000.000,00.
(b) Semua transaksi yang dilakukan tunai dan telah dijumlahkan, selama tahun tersebut adalah: (1) pembelian perlengkapan Rp 100.000,00, (2) upah karyawannya Rp 250.000,00, (3) membayar listrik Rp 38.500,00; (4) ongkos perbaikan mesin Rp 10.000,00; (5) hadiah atas pembelian perlengkapan Rp 5.000,00 (6) hasil jasa menjahit Rp 1.725.000,00; (7) perlengkapan dipakai Rp 125.000,00 dan (8) ongkos memperbaiki kios Rp 6.500,00
(c) Anda diminta untuk menyusunkan: (1) neraca per 1 Januari 2006; (2) persamaan akuntansi untuk semua transaksi tersebut, dan (3) laporan keuangan selama tahun 2006 berupa: (a) laporan laba rugi; (b) Laporan perubahan modal, dan (c) neraca.
(d) Anda juga diminta memberikan saran apa yang perlu dibenahi untuk mengembangkan usaha tersebut!
2. Usaha pijit bu Siti selama 2 (dua) bulan pertama tahun 2006 melaksanakan transaksi berikut ini:
1/1 menyetorkan uang tunai Rp 35.000,00; perlengkapan senilai Rp 8.000,00 dan peralatan seharga Rp 50.000,00 untuk modal awal
2/1 menerima hasil jasa pijat Rp 15.000,00
5/1 menerima hasil jasa pijat Rp 30.000,00
10/1 membeli tunai perlengkapan Rp 20.000,00
20/1 menerima hasil jasa pijat Rp 45.000,00
29/1 menerima hasil jasa pijat Rp 30.000,00
31/1 membayar upah tukang pijat Rp 15.000,00
2/2 menerima hasil jasa pijat Rp 15.000,00
8/2 membeli perlengkapan Rp 50.000,00
10/2 menerima hasil jasa pijat Rp 60.000,00
15/2 membayar ongkos perawatan peralatan Rp 5.000,00
20/2 menerima hasil jasa pijat Rp 30.000,00
26/2 menerima hasil jasa pijat Rp 30.000,00
28/2 memperhitungkan nilai sisa perlengkapan tinggal Rp 10.000,00
Anda diminta membantu untuk:
(1) menyusun neraca awal
(2) menyusun persamaan dasar akuntansi untuk semua transaksi di atas
(3) menyusun laporan keuangan per 28 Pebruari 2007 berupa: laporan laba rugi; laporan perubahan modal, dan neraca
3. Data keuangan ”BENGKEL SEMUA MOBIL” per 31 desember 2006 sebagai berikut:
(1) uang tunai Rp 500.000,00
(2) piutang usaha Rp 350.000,00
(3) perlengkapan bengkel Rp 325.000,00
(4) peralatan Rp 800.000,00
(5) gudang tempat bengkel Rp 975.000,00
(6) hutang usaha Rp 100.000,00
(7) pendapatan Rp 1.435.000,00
(8) biaya perlengkapan Rp 150.000,00
(9) Gaji karyawan Rp 400.000,00
(10) hadiah dari sponsor Rp 100.000,00
(11) biaya bunga Rp 6.250,00
(12) biaya lain-lain Rp 14.000,00
(13) pendapatan lain-lain Rp 25.000,00
(14) modal Rp 1.860.250,00
Anda diminta untuk menyusunkan laporan keuangan per 31 Desember 2006 yang berupa: (a) laporan laba rugi; (b) Laporan Perubahan modal; dan (c) neraca
SELAMAT BEKERJA
(Oleh: Sutatmi)
BAGIAN II : PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
A. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
Setelah mempelajari bagian II dari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat memperoleh ketrampilan dalam melakukan analisis transaksi, menyusun persamaan dasar akuntansi berdasarkan hasil analisis transaksi, dan menyusun laporan keuangan dalam bentuk neraca, laporan laba/rugi, dan laporan perubahan modal berdasarkan persamaan dasar akuntansi yang telah disusun. Penguasaan terhadap ketrampilan tersebut akan bermanfaat bagi peserta pelatihan dalam menyelenggarakan akuntansi (sederhana) khususnya bagi perusahaan jasa.
B. INDIKATOR
Keberhasilan peserta pelatihan dalam menguasai kompetensi yang diharapkan seperti dikemukakan di atas, dapat diamati dan diukur dari ketrampilan mereka dalam:.
1) menjelaskan persamaan dasar akuntansi.
2) menganalisis dampak setiap transaksi terhadap asset (aktiva), hutang, dan modal
3) menyususn persamaan dasar akuntansi
4) menyusun neraca
5) menyusun laporan laba/rugi
6) menyusun laporan perubahan modal
C. PETUNJUK
Materi tentang akuntansi perusahaan jasa yang disajikan dalam bagian II dari modul ini adalah ”Persamaan Dasar Akuntansi”. Urutan penyajiannya diatur sebagai berikut: (a) pengertian dan rumusannya, (b) transaksi keuangan dan persamaan akuntansi, (c) laporan keuangan (financial statement) berupa neraca, laporan laba/rugi, dan laporan perubahan modal.
Uraian materi tersebut dilengkapi dengan contoh-contoh kasus yang mungkin terjadi pada perusahaan jasa, baik yang berskala kecil maupun yang besar. Ikuti dan pelajari dengan seksama materi dan contoh-contoh yang disajikan dalam bagian II modul ini, agar Anda dapat memperoleh pemahaman dan ketrampilan yang memadahi. Dengan mempelajari dan menguasai isi bagian II dari modul ini, maka Anda akan memiliki kemampuan dan ketrampilan melaksakanan siklus akuntansi, meskipun masih dalam tingkat yang sederhana tetapi secara utuh. Selanjutnya, untuk memberi penguatan pemahaman dan ketrampilan Anda, kerjakanlah tugas yang ada sesuai dengan petunjuk. Hal ini akan membantu Anda dalam mengembangkan wawasan dan pengalaman secara praktis. Ukurlah tingkat penguasaan kompetensi yang telah Anda capai dengan menjawab dan mengerjakan soal-soal evaluasi. Jika Anda merasa belum puas dengan hasil yang dicapai, ulangi lagi sampai Anda merasa telah menguasainya. Untuk memperkuat pemahaman dan ketrampilan Anda, carilah kasus-kasus yang serupa dan kerjakanlah sampai tuntas.
D. URAIAN MATERI
Persamaan Dasar Akuntansi
a. Pengertian dan Rumusan Persamaan Dasar Akuntansi
Setelah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep dasar akuntansi, marilah kita lanjutkan kegiatan kita dengan penyelenggaraan proses akuntansi. Untuk mempermudah dalam melaksanakan proses pencatatan dan pelaporan, sebaiknya kita mulai dari persamaan dasar akuntansi. Persamaan ini merupakan ringkasan dari pencatatan hasil analisis setiap peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang terjadi. Coba Anda ingat-ingat kembali pengertian peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang telah dikemukakan dalam bagian I modul ini! Jika terjadi transakasi keuangan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada aktiva, hutang, dan modal bukan? Perubahan itulah yang kita ringkas dalam persamaan dasar akuntansi.
Anda telah mengetahui bukan, bahwa kekayaan yang dimiliki oleh suatu organisasi bisnis (perusahaan) disebut asset, harta, atau aktiva sedangkan hak atau klaim terhadap kekayaan tersebut disebut equities atau passiva? Jika aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan sejumlah Rp 10.000,00 maka equities (klaim terhadap asset tersebut) juga senilai Rp 10.000,00. Hubungan antara dua komponen tersebut jika digambarkan dalam sebuah persamaan tampak sebagai berikut:
Aktiva = Equities
Rp 10.000,00 = Rp 10.000,00
Di sisi lain, hak atau klaim terhadap aktiva tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu haknya kreditor dan haknya pemilik. Hak dari kreditor disebut hutang (liabilities) dan hak dari pemilik disebut modal (capital/owner’s equity). Dengan demikian pengembangan dari persamaan tersebut menjadi sebagai berikut:
Aktiva = Liabilities + Capital
Dalam persamaan akuntansi, biasanya penyajian liabilities selalu mendahului capital (modal). Hal ini bukan hanya kebetulan saja, tetapi memiliki makna bahwa kreditor memiliki hak terlebih dulu terhadap asset perusahaan dari pada pemilik perusahaan itu sendiri seandainya perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Dengan demikian, hak pemilik terhadap asset perusahaan dapat dirumuskan dalam persamaan berikut:
Capital = Aktiva - Liabilities
Seandainya pada awal pendirian perusahaan, pemiliknya menyetor uang tunai atau benda lain senilai Rp 5.000,00 untuk modal awal usahanya tanpa ada hutang, maka persamaannya adalah:
Aktiva = Capital
Jadi, Rp 5.000,00 = Rp 5.000,00
Jika pemilik menambah modal Rp 2.500,00 dari hutang, maka persamaannya menjadi: Aktiva = Liabilities + Capital
Jadi, Rp 7.500,00 = Rp 2.500,00 + Rp 5.000,00
b. Transaksi Keuangan dan Persamaan Akuntansi
Semua transaksi keuangan (peristiwa ekonomi) yang terjadi di perusahaan, dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks akan mengakibatkan perubahan di antara ke tiga komponen persamaan dasar akuntansi tersebut. Perubahan yang dimaksud bisa menambah, mengurangi, atau merubah susunan aktiva, hutang, dan/atau modal. Penyelesaian persamaan itu merupakan hasil analisis dampak dari transaksi keuangan yang terjadi.
Untuk mempermudah dalam memahami dampak dari perubahan pada persamaan dasar akuntansi sebagai akibat terjadinya transaksi keuangan, marilah kita cermati contoh kasus berikut ini.
Salon Sekarkedaton milik Ny. Ayu, yang beralamat di Jl. Joyo Utomo 504 Malang, baru dibuka awal tahun 2007, ditempatkan di kamar paling depan rumahnya. Sementara kamar tersebut tidak dimasukkan sebagai asset salon, tetapi dianggap menyewa. Selama bulan Januari 2007 transaksi keuangan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Ny. Ayu menyetor uang tunai Rp 1.000.000,00 sebagai investasi pertamanya atau modal awalnya di Salon.
2. Membeli secara tunai peralatan salon seharga Rp 300.000,00
5. Membayar uang sewa kamar untuk bulan Januari sebesar Rp 100.000,00
7. Membeli secara kredit dari Toko Makmur peralatan salon seharga Rp 500.000,00 dan perlengkapan (suplies) salon seharga Rp 200.000,00.
9. Dipinjam uang dari Bank dengan menandatangani sebuah wesel jangka 3 bulan bunga 12% per tahun senilai Rp 750.000,00
14. Menyelesaikan pekerjaan merias pengantin putri Ny. Yuli senilai Rp 450.000,00 dan dan langsung dbayar tunai
15. Dibayar gaji pegawai untuk bulan Januari Rp 150.000,00
20. Diselesaikan pekerjaan merias pengantin untuk Ibu Harmini senilai Rp 550.000,00. diterima tunai sebanyak Rp 250.000,00 dan sisanya akan dilunasi bulan Pebruari 2007
22. Diangsur utang kepada Toko Makmur sebesar Rp 200.000,00
25. Dibayar rekening listrik untuk bulan Januari Rp 75.000,00
29. Diterima dari Ibu Harmini angsuran utangnya kepada Salon sebanyak Rp 150.000,00
30. Diambil uang tunai oleh Ny. Ayu sebesar Rp 100.000,00 untuk kepentingan pribadinya.
31. Dibayar bunga atas wesel untuk bulan Januari sebesar Rp 7.500,00
Setiap transaksi keuangan pada tanggal-tanggal tersebut di atas akan membawa dampak perubahan terhadap ketiga komponen persamaan dasar akuntansi (aktiva, hutang, dan modal). Pengaruh setiap transaksi keuangan itu terhadap persamaan dasar akuntansi dapat dilihat dalam tabel berikut:
AKTIVA HUTANG MODAL
Tgl Kas Piutang Usaha Peralatan Perlengkapan Hutang Usaha Hutang wesel Modal
1 1,000,000 1,000,000
2 -300,000 300,000
5 -100,000 -100,000
7 500,000 200,000 700,000
9 750,000 750,000
14 450,000 450,000
15 -150,000 -150,000
20 250,000 300,000 550,000
22 -200,000 -200,000
25 -75,000 -75,000
29 150,000 -150,000
30 -100,000 -100,000
31 -7,500 -7,500
1.667.500 150.000 800.000 200.000 500.000 750.000 1.567.500
Dalam praktiknya, sepanjang perjalanan periode persamaan tersebut dapat dimodifikasi menjadi:
Asset + Beban (biaya) = Liabilities + Penghasilan + Capital
Dengan demikan, data transaksi dalam kasus yang terjadi pada salon Sekarkedaton di atas dapat disusun persamaan dasar akuntansi sebagi berikut:
Tgl Keterangan Aktiva + Beban = Hutang + Pendaptn + Modal
1 Setoran pemilik 1.000.000 1.000.000
2 Beli peralatan tunai ± 300.000
5 Bayar sewa gedung - 100.000 100.000
7 Beli peralatan & perlengkapan 700.000 700.000
9 Utang wesel 12% p.a 750.000 750.000
14 Hasil Rias pengantin 450.000 450.000
15 Bayar Gaji -150.000 150.000
20 Hasil Rias pengantin 550.000 550.000
22 Angsur utang - 200.000 - 200.000
25 Bayar listrik - 75.000 75.000
29 Angsuran Harmini ±150.000
30 Ambil prive - 100.000 - 100.000
31 Bunga wesel - 7.500 7.500
Jumlah 2.817.500 332.500 1.250.000 1.000.000 900.000
Dua contoh bentuk persamaan dasar akuntansi untuk menyelesaikan transaksi keuangan tersebut tampak berbeda bukan? Namun keduanya akan menghasilkan informasi yang sama. Dari persamaan pertama, dapat diketahui bahwa aktiva salon tersebut senilai Rp 2.817.500,00 yang diperoleh dengan menjumlahkan kas sebesar Rp1.667.500,00 piutang sebesar Rp150.000,00 peralatan sebesar Rp 800.000,00 dan perlengkapan sebesar Rp 200.000,00. Hutang salon senilai Rp 1.250.000,00 diperoleh dengan cara menjumlahkan hutang usaha Rp 500.000,00 dan hutang wesel sebesar Rp 750.000,00. Modal yang dimiliki salon senilai Rp 1.567.500,00. Dari persamaan kedua, dapat diketahui secara langsung bahwa aktiva salon tersebut sebesar Rp 2.817.500,00 dan hutangnya sebesar Rp 1.250.000,00 sedangkan modal salon sebesar Rp 1.567.500,00 yang diperoleh dengan cara menambahkan modal Rp 900.000,00 dengan pendapatan sebesar Rp 1.000.000,00 dan dikurangi beban sebesar Rp 332.500,00. Cara yang digunakan untuk melaksanakan pencatatan setiap transaksi keuangan boleh berbeda, namun informasi yang dihasilkannya harus sama.
Dalam penyelesaian persamaan pertama, membuat penggolongan pada aktiva dan hutang, sedangkan beban dan pendapatan langsung ditambah atau dikurangkan pada modal. Pada persamaan kedua unsur aktiva dan hutang tidak digolong-golongkan, tetapi beban dan pendapatan dipisahkan dari modal. Dalam praktik di dunia kerja Anda dapat menggunakan salah satu dari kedua persamaan itu, mengingat bahwa hasil akhir atau informasi yang dihasilkan sama.
Penyelesaian transaksi ke dalam persamaan kedua terdapat tanda ± yaitu pada tanggal 2 dan 29 Januari 2007. Tanda itu merupakan contoh transaksi yang menyebabkan perubahan terhadap susunan aktiva. Akibat transaksi tanggal 2 Januari, aktiva yang semula berupa uang tunai (kas) Rp 300.000,00 berubah menjadi peralatan salon dengan nilai yang sama, sedangkan transaksi tanggal 29 Januari menyebabkan berubahnya aktiva yang semula piutang sebesar Rp 150.000,00 menjadi uang tunai dengan nilai yang sama. Kedua contoh transaksi tersebut tidak menyebabkan bertambah atau berkurangnya nilai aktiva, hutang, maupun modal. Contoh transaksi lain, mengaksep wesel atas hutang usaha pada perusahaan lain. Transaksi ini menyebabkan susunan hutang berubah, yakni semula berupa hutang usaha berubah menjadi hutang wesel.
Selain itu, pada kenyataan di dunia bisnis akan banyak Anda jumpai transaksi-transaksi serupa, yaitu transaksi yang menyebabkan berubahnya aktiva, hutang, atau modal. Contoh-contoh yang disajikan di atas hanya merupakan sebagian kecil dari transaksi yang sebenarnya. Diharapkan contoh-contoh itu dapat digunakan sebagai acuan dalam penyikapan akuntansi jika ada transaksi yang sejenis.
c. Laporan Keuangan (Financial Statement)
Anda tentunya masih mengingat dan sudah memahami bahwa tujuan dari penyelenggaraan akuntansi adalah menyajikan informasi keuangan. Informasi keuangan dari suatu perusahaan tersebut berguna bagi fihak-fihak yang berkepentingan dan memerlukannya (para pemakai) sebagai dasar untuk mengambil keputusan ekonomi. Dengan informasi keuangan yang diperoleh, mereka akan menganalisisnya dan kemudian menentukan keputusan ekonomi yang bermanfaat bagi pengembangan usaha mereka.
Mengingat bahwa informasi yang termuat di dalam laporan keuangan suatu perusahaan sangat penting bagi para pemakainya, maka penyusunannya harus memenuhi syarat kualitas primer dan sekunder.
Kualitas primer adalah kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Kualitas primer meliputi relevan dan handal (reliabel).
a) Relevan berarti bahwa laporan keuangan (informasi akuntansi) yang disusun oleh suatu perusahaan memiliki hubungan langsung dengan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi dikatakan relevan jika dapat membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh para pemakainya. Informasi yang relevan adalah informasi yang memiliki nilai prediktif, umpan balik, dan tepat waktu.
(1) Informasi memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat membantu para pemakainya untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan berdasarkan peristiwa (transaksi) masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Ketepatan suatu prediksi sangat tergantung dari kemampuan para pemakai dalam menganalisis informasi dan kepekaan mereka dalam membaca peluang bisnis di masa depan.
(2) Informasi memiliki nilai umpan balik (feedback) jika informasi tersebut dapat mendukung atau memberi masukan untuk memperbaiki prediksi yang sudah dibuat oleh para pemakainya. Dengan informasi yang diperoleh, para pemakai dapat mengevaluasi kembali prediksi yang telah dibuat, sehingga dapat memperoleh masukan untuk menentukan apakah prediksinya sudah benar ataukah perlu direvisi.
(3) Tepat waktu berarti informasi akuntansi tersebut tersedia pada saat dibutuhkan oleh para pemakainya. Dengan demikian, informasi itu tidak kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan yang diambil.
b) Handal (reliable) berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan di dalam penyajiannya. Informasi yang handal adalah informasi yang memenuhi syarat: dapat diperiksa, penyajian yang jujur, dan netral.
(1) Dapat diperiksa artinya laporan keuangan (informasi akuntansi) tersebut jika diaudit/diperiksa oleh beberapa auditor eksternal yang menggunakan metode sama akan memperoleh kesimpulan yang sama pula.
(2) Penyajian yang jujur artinya laporan keuangan disajikan sesuai dengan kondisi transaksi keuangan sebenarnya (kondisi riil). Dengan kalimat lain dapat dikemukakan bahwa suatu laporan keuangan disajikan secara jujur jika dalam penyajiannya ada kecocokan/kesesuaian antara transaksi yang sesungguhnya terjadi dengan laporan yang dibuat. Jadi, dalam penyususnan laporan keuangan tidak ada unsur rekayasa.
(3) Netral artinya tidak berpihak kepada golongan pemakai informasi tertentu. Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi akuntansi kepada semua pihak yang berkepentingan (pemakai). Oleh karena itu, di suatu perusahaan hanya ada satu laporan keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang berkepentingan. Dengan demikian tidak ada pemakai informasi yang ”tersesat” sebagai akibat dari penggunaan informasi yang tidak netral.
Kualitas sekunder merupakan kualitas tambahan yang seharusnya dipenuhi dalam penyusunan laporan keuangan. Meskipun hal ini bukan merupakan kualitas utama, namun jika dipenuhi akan membawa dampak positip bagi pengguna/pemakainya. Kualitas sekunder meliputi keterbandingan dan konsistensi.
a) Keterbandingan berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan-perusahaan lain. Suatu informasi dianggap dapat diperbandingkan jika sudah dievaluasi dan dilaporkan dengan cara yang sama untuk perusahaan-perusahaan yang berbeda. Hal ini memberikan kemungkinan bagi para pemakainya untuk mengenali dan menganalisis persamaan atau perbedaan kondisi keuangan berbagai perusahaan karena metode akuntansi yang digunakan dapat diperbandingkan.
b) Konsistensi berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam menyajikan informasi, perusahaan harus memberikan perlakuan akuntansi yang sama terhadap transaksi yang sama pada waktu-waktu yang berbeda. Seiring dengan perjalanan waktu, perusahaan bisa mengubah metode (perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal itu dilakukan, maka pada periode dilaksanakannya perubahan itu perusahaan harus mengungkap (dalam laporan keuangannya) tentang berbagai hal yang terkait dengan perubahan itu, seperti keunggulan metode baru yang digunakan dibandingkan yang lama, alasan mengubah metode tersebut, sifat dan dampak atas perubahan tersebut terhadap kondisi finansialnya.
Bentuk formal dari informasi keuangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan (financial statement). Pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan bersifat umum. Hal ini berarti bahwa laporan kuangan suatu perusahaan disajikan dan ditujukan kepada semua pihak yang berkepentjngan terhadap informasi itu, baik dari unsur internal perusahaan maupun dari unsur eksternal. Dengan demikian, laporan keuangan tersebut tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakainya. Secara umum tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan para pihak yang berkepentingan (pemakai) dalam upaya mencari bahan masukan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas 5 (lima) komponen, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dengan lima komponen laporan itu, diharapkan dapat memberi gambaran yang relatif komprehensif tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Dari lima komponen tersebut, laporan keuangan yang dibahas dalam bagian II modul ini hanya tiga jenis, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan neraca. Dua jenis laporan lainnya, yaitu laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan akan dibahas pada modul yang lain.
a) Laporan laba rugi (income statement)
Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, kita dapat melihat dari laporan keuangannya. Kinerja keuangan suatu perusahaan harus dilaporkan, minimal sekali dalam satu periode. Salah satu bentuk laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi merupakan laporan tentang kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam laporan ini disajikan jumlah pendapatan (revenue) dan biaya (expenses) serta laba atau rugi (profit/losses) suatu perusahaan selama periode waktu tertentu. Dari laporan ini kita dapat menganalisis perbandingan antara pendapatan dengan biaya untuk memperolehnya, sehingga dapat mengukur tingkat efisiensinya.
Contoh transaksi yang terjadi pada Salon Sekarkedaton yang telah dibukukan dalam persamaan dasar akuntansi di atas, jika dianggap belum ada beban dari unsur perlengkapan dan peralatan (diasumsikan masih utuh), maka laporan laba ruginya dapat disusun seperti berikut ini.
Salon Sekarkedaton
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Januari 2007
Pendapatan
Perdapatan salon 1.000.000,00
Beban Usaha
Biaya Sewa Gedung 100.000,00
Biaya Gaji pegawai 150.000,00
Biaya listrik 75.000,00
Biaya bunga 7.500,00
Jumlah beban Usaha 332.500,00
Laba bersih 667.500,00
Contoh lain, misalnya data keuangan yang disajikan Penjahit Rapi pada tanggal 31 Desember tahun 2006 sebagai berikut:
1. Kas Rp 55.000,00
2. Piutang jasa Rp 10.000,00
3. Peralatan Rp 20.000,00
4. Perlengkapan Rp 5.000,00
5. Pendapatan jahit Rp 19.200,00
6. Pendapatan lain-lain Rp 500,00
7. Biaya perlengkapan Rp 3.500,00
8. Gaji penjahit Rp 5.000,00
9. Biaya lain-lain Rp 1.200,00
10. Modal Rp 80.000,00
Laporan laba rugi yang dapat disusun dari data keuangan penjahit rapi tersebu adalah sebagai berikut:
Penjahit Rapi
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2006
Pendapatan
Perdapatan jahit 19.200,00
Pendapatan lain-lain 500,00
Jumlah Pendapatan 19.700,00
Beban Usaha
Biaya Gaji penjahit 5,000,00
Biaya perlengkapan 3.500,00
Biaya lain-lain 1.200,00
Jumlah beban Usaha 9.700,00
Laba bersih 10.000,00
Dua buah contoh di atas memang masih sangat sederhana. Jenis transaksi yang diberikan pun masih terbatas (belum beragam). Praktiknya di dunia usaha tentunya sangat kompleks dan rumit. Namun prinsip pencatatan dan pelaporannya sama. Dengan contoh yang sederhana tersebut diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat usaha anda dalam memahami dan meningkatkan ketrampilan menyusun laporan laba rugi.
b) Laporan Perubahan Ekuitas (owner’s equity statement)
Bentuk lain dari laporan keuangan yang kita bahas pada bagian ini adalah laporan perubahan ekuitas pemilik perusahaan. Sesuai dengan namanya, laporan ini memberikan informasi tentang perubahan modal pemilik selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pada modal (ekuitas pemilik) adalah: tambahan investasi yang dilakukan oleh pemilik, pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan (laba/rugi) selama satu periode, dan prive pemilik, baik ambil maupun menambah. Dengan membaca laporan ini, akan diketahui perubahan modal dan faktor apa yang menyebabkan perubahan tersebut.
Jika dari contoh persamaan dasar akuntansi di atas dibuat laporan perubahan ekuitasnya, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Salon Sekarkedaton
Laporan Perubahan Modal
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Januari 2007
Modal awal per 1 Januari 2007 1.000.000,00
Laba bersih bulan Januari tahun 2007 667.500,00
Pengambilan prive -100.000,00
Penambahan modal 567.500,00
Modal akhir per 31 Januari 2007 1.567.000,00
Dari data yang disajikan Penjahit Rapi di atas dapat disusun laporan perubahan modalnya sebagai berikut:
Penjahit Rapi
Laporan Perubahan Modal
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2006
Modal awal per 1 Januari 2006 80.000,00
Laba bersih tahun 2006 10.000,00
Modal akhir per 31 Desember 2006 90.000,00
c) Neraca (balance sheet)
Neraca merupakan laporan tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Oleh karena itu, neraca sering disebut sebagai potret dari posisi keuangan perusahaan, karena kondisi keuangan yang disajikan pada neraca tersebut hanya terjadi pada tanggal tertentu, yaitu tanggal penyusunan neraca. Di luar tanggal penyusunan neraca, kondisi keuangan tersebut bisa berubah.
Secara umum, neraca dan laporan keuangan lainnya memiliki 2 (dua) bagian. Bagian pertama adalah kepala (heading) atau judul neraca yaitu keterangan singkat yang ditulis di bagian atas dari neraca. Judul neraca berisi: Nama perusahaan (pemilik neraca), kata ‘neraca’, dan tanggal neraca. Amatilah judul laporan laba rugi dan laporan perubahan modal Salon Sekarkedaton dan Penjahit Rapi di atas. Unsur isi judul tersebut sama, perbedaannya dengan neraca terletak pada tanggal penyusunan. Untuk neraca ditulis tanggal tertentu, sedangkan laporan tanggalnya mewakili satu periode (untuk periode yang berakhir tanggal …..). Judul (neraca atau laporan lainnya) harus ditulis dengan benar, karena judul itu merupakan identitas dari organisasi (perusahaan) pemilik laporan yang bersangkutan. Bagian kedua adalah batang tubuh neraca, berisi muatan informasi yang perlu disajikan.
Batang tubuh neraca dapat disusun dalam bentuk skontro atau stafel. Neraca yang berbentuk skontro biasanya disebut rekening huruf T atau bentuk horizontal, memiliki sisi debet yang lasim disebut aktiva dan sisi kredit yang lasim disebut pasiva. Jika suatu neraca disusun dalam bentuk stafel sering disebut bentuk vertikal atau laporan, maka tidak ada sisi debet dan sisi kredit. Susunan aktiva dan pasiva di atur berurutan dari atas ke bawah.
Posisi keuangan tersebut ditunjukkan oleh besaran aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan.
1) Aktiva (Assets)
Sumber daya ekonomi yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan disebut asset, aktiva, atau harta. Di neraca, aktiva disajikan di sebelah Debet jika neraca tersebut berbentuk skontro, atau di atas (mendahului penyajian pasiva) jika berbentuk stafel. Penyajiannya di dalam neraca, aktiva dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu aktiva lancar, aktiva investasi jangka panjang, dan aktiva tidak tetap.
(a) Aktiva Lancar (current assets)
Aktiva lancar adalah aktiva yang dapat diuangkan atau dapat dijadikan uang dalam jangka pendek (dalam satu siklus akuntansi). Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut memenuhi persyaratan berikut:
(1) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
(2) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau
(3) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Contoh dari aktiva lancar adalah kas, piutang usaha, persediaan barang dagangan, supplies, asuransi dibayar dimuka, dan sebagainya. Penyusunannya di dalam neraca diatur menurut urut-urutan tingkat likuiditasnya. Artinya, aktiva lancar yang paling likuid dicantumkan paling atas, disusul dengan pos-pos lainnya yang kurang likuid.
(b) Investasi jangka panjang (long term investment)
Perusahaan yang memiliki dana cukup besar dan tidak segera digunakan, maka akan menanamkannya pada perusahaan lain, dalam bentuk pembelian surat-surat berharga (saham atau obligasi) atau bentuk lainnya. Jika perusahaan mempertahankan kepemilikan tersebut dalam jangka panjang, maka aktiva ini disebut investasi jangka panjang. Tujuan dari investasi ini adalah memanfaatkan dana perusahaan yang tidak/belum dipergunakan dengan harapan dapat memperoleh keuntungan, baik berupa capital gain (kenaikan nilai investasi) maupun dividen (bagian keuntungan) atau bunga. Kepemilikan surat-surat berharga ini direncanakan dalam jangka waktu panjang. Kalau kepemilikan surat berharga direncanakan dalam jangka pendek (diperjualbelikan) maka investasi jenis ini termasuk aktiva lancar.
© Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Aktiva tetap adalah berbagai jenis aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu periode operasi perusahaan. Aktiva tetap dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang memiliki wujud fisik tertentu sehingga dapat diamati. Contoh dari aktiva tetap berwujud adalah tanah, gedung, peralatan (equipment), kendaraan dan sebagainya. Sedangkan aktiva tetap tak berwujud adalah aktiva yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi memiliki nilai ekonomis. Contoh aktiva tetap tidak berwujud adalah goodwill, hak patent, merek dagang, dan sebagainya.
2) Kewajiban (liabilities)
Kewajiban atau hutang (liabilities) adalah pengorbanan manfaat ekonomis di masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi masa lalu. Kewajiban ini dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Pengklasifikasian jangka pendek dan jangka panjang didasarkan pada jangka waktu pelunasannya. Jika pelunasan hutang yang dimaksud adalah satu tahun atau dalam satu periode siklus operasi perusahaan mana yang lebih panjang, dari tanggal neraca maka akan dikelompokkan dalam hutang jangka pendek. Sebaliknya, jika tidak memenuhi kreteria tersebut dikelompokkan ke dalam hutang jangka panjang. Contoh hutang lancar adalah: hutang usaha (account payable), hutang wesel (notes payable), hutang pajak (Taxes payable), hutang biaya, dan sebagainya. Contoh hutang jangka panjang adalah: hipotik dan hutang obligasi.
c) Modal Pemilik (owner’s equity)
Modal pemilik adalah hak atau klaim pemilik atas aktiva yang dimiliki perusahaan atau organisasi bisnis. Pada perusahaan perseorangan, modal pemilik ditunjukkan oleh satu akun modal. Pada perusahaan persekutuan (firma atau komanditer) modal pemilik ditunjukkan oleh dua atau lebih akun modal. Sedangkan pada perusahaan bentuk perseroan maka modal pemilik ditunjukkan oleh akun modal saham (capital stocks), saldo laba (retained earning), agio/disagio saham dan sebagainya.
Ingatlah kembali bahwa penyajian komponen-komponen neraca tersebut secara umum ada dua macam, yaitu: bentuk rekening huruf T atau bentuk horisontal dan bentuk laporan atau bentuk vertikal. Contoh penyusunan neraca. Lihat kembali data keuangan Salon Sekarkedaton dan Penjahit Rapi. Dari data tersebut, jika disusun neraca bentuk skontro tampak sebagai berikut:
Contoh: Neraca Bentuk T
Salon Sekarkedaton
Neraca
Per 31 Januari 2007
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Kas Rp 1.667.500 Hutang Usaha Rp 500.000
Piutang Usaha Rp 150.000 Hutang Wesel Rp 750.000
Perlengkapan/Supplies Rp 200.000 Jumlah Hutang Rp 1.250.000
Jumlah Aktiva Lancar Rp 2.017.500
Aktiva Tetap Modal Rp 1.567.500
Peralatan Rp 800.000 Rp
Jumlah aktiva Rp 2.817.500 Jumlah Pasiva Rp 2.817.500
Jika neraca Salon Sekarkedaton yang disusun dalam bentuk skontro tersebut diubah menjasi bentuk stafel atau horisontal, maka akan tampak seperti berikut ini.
Salon Sekarkedaton
Neraca
Per 31 Januari 2007
Aktiva Lancar
Kas Rp 1.667.500,00
Piutang Usaha Rp 150.000,00
Perlengkapan/Supplies Rp 200.000,00
Jumlah Aktiva Lancar Rp 2.017.500,00
Aktiva Tetap
Peralatan Rp 800.000,00
Jumlah aktiva Rp 2.817.500,00
Hutang Lancar
Hutang Usaha Rp 500.000,00
Hutang Wesel Rp 750.000,00
Jumlah Hutang Lancar Rp 1.250.000,00
Modal Rp 1.567.500,00
Jumlah Pasiva Rp 2.817.500,00
Baik disusun dalam bentuk skontro maupun dalam bentuk stafel, neraca harus menggambarkan informasi yang sama. Seperti contoh neraca milik Salon Sekarkedaton di atas, informasi yang disajikan sama. Memang contoh informasi yang termuat dalam neraca tersebut masih sangat sederhana. Contoh neraca yang memberi informasi sudah relatif kompleks, berikut ini disajikan neraca milik usaha servis murah.
Contoh: Neraca Bentuk T
Servis Radio Murah
Neraca
Per 31 Desember 2006
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Kas 623.000 Hutang dagang 425.000
Piutang Usaha 425.000 Hutang Wesel 500.000
Cadangan piutang tak tertagih -25.000 Hutang pajak penghasilan 125.000
400.000 Gaji terutang 135.000
Piutang wesel 500.000 Jumlah Hutang Lancar 1.185.000
Supplies 135.000
Asuransi dibayar dimuka 175.000 Hutang Jangka Panjang
Sewa yang masih harus diterima 145.000 Hutang Obligasi 2.500.000
Jumlah Aktiva Lancar 1.97.000
Investasi Jangka Panjang Modal Pemilik:
Investasi dalam saham PT Telkom 1.100.000 Modal Tuan Murahadi 6.693.000
Aktiva Tetap
Tanah 1.500.000
Gedung 3.500.000
Akumulasi penyusutan gedung -650.000
4.150.000
Peralatan 1.500.000
Akumulasi penyusutan peralatan -150.000
1.650.000
Jumlah Aktiva Tetap 7.300.000
Jumlah Aktiva 10.378.000 Jumlah Hutang + Mo dal 10.378.000
Perlu diingat bahwa penyajian aktiva lancar didalam neraca disesuaikan dengan tingkat kelancarannya. Artinya aktiva lancar yang paling lancar disajikan terlebih dahulu baru disusul oleh yang kurang lancar. Amati contoh neraca di atas. Lain halnya dengan aktiva tetap, penyajiannya disusun menurut tingkat keabadiannya. Aktiva yang paling abadi (tetap) disajikan terlebih dahulu baru disusul dengan penyajian aktiva tetap yang kurang/tidak abadi. Hutang disajikan di dalam neraca diatur menurut tingkat kelancarannya. Hutang yang harus segera dilunasi disajikan terlebih dahulu
Jika neraca itu disusun dalam bentuk stafel, maka akan menjadi sebagai berikut ini.
Servis Radio Murah
Neraca
Per 31 Desember 2006
Aktiva Lancar
Kas 623.000
Piutang Usaha 425.000
Cadangan piutang tak tertagih -25.000
400.000
Piutang wesel 500.000
Supplies 135.000
Asuransi dibayar dimuka 175.000
Sewa yang masih harus diterima 145.000
Jumlah Aktiva Lancar 1.978.000
Investasi Jangka Panjang
Investasi dalam saham PT Telkom 1.100.000
Aktiva Tetap
Tanah 1.500.000
Gedung 3.500,000
Akumulasi penyusutan gedung -650.000
4.150.000
Peralatan 1.500.000
Akumulasi penyusutan peralatan -150.000
1.650.000
Jumlah Aktiva Tetap 7.300.000
Jumlah Aktiva 10.378.000
Hutang Lancar
Hutang dagang 425.000
Hutang Wesel 500.000
Hutang pajak penghasilan 125.000
Gaji terutang 135.000
Jumlah Hutang Lancar 1.185.000
Hutang Jangka Panjang
Hutang Obligasi 2.500.000
Modal Pemilik:
Modal Tuan Murahadi 6.693.000
Jumlah Hutang + Modal 10.378.000
Dalam praktiknya banyak kita jumpai neraca yang disusun dalam bentuk skontro. Namun bukan berarti bahwa tidak ada neraca yang disusun dalam bentuk stafel.
TUGAS
1. Bukalah kembali pekerjaan Anda dalam menyelesaikan tugas nomor 5 bagian I modul ini! Tentunya Anda telah memperoleh data dan transaksi keuangan dari salah satu perusahaan jasa yang paling besar dan Anda pilih. Dari contoh Anda tersebut, susunlah:
(a) neraca awal (bentuk skontro)
(b) persamaan dasar akuntansi atas transaksi keuangannya
(c) laporan laba rugi untuk periode tersebut
(d) laporan perubahan modal untuk periode tersebut
(e) neraca akhir (bentuk stafel)
2. Datanglah pada koperasi simpan pinjam yang paling dekat dengan tempat tinggal Anda. Lakukanlah hal-hal berikut:
(a) mintalah ijin untuk memperoleh data dan mencatat transaksi keuangannya selama satu bulan dan selanjutnya susunlah transaksi keuangan tersebut ke dalam persamaan dasar akuntansi.
(b) copylah neraca saldonya pada akhir suatu periode
(c) berdasarkan neraca saldo tersebut (anggap tidak ada penyesuaian) susunlah: laporan laba/rugi; laporan perubahan modal dan neraca (dalam bentuk skontro dan stafel).
3. Cari dan datangilah seorang penjahit pakaian, bisa langganan keluarga Anda atau yang sudah Anda kenal dengan baik. Tanyakanlah hal-hal berikut:
(a) rata-rata penghasilan yang peroleh dari jasa menjahit per bulan
(b) jenis biaya yang diperlukan untuk memberi layanan menjahit
(c) besarnya biaya rata-rata per bulan
(d) nilai investasinya (tempat menjahit, mesin jahit, gunting, dan lain-lain)
(e) besarnya upah yang dikeluarkan untuk tenaga kerja
(f) informasi lain-lain yang menurut Anda perlu diketahui
Berdasarkan hasil informasi tersebut, susunlah: (1) Persamaan dasar akuntansi, (2) laporan laba rugi selama setahun, (3) laporan perubahan modal selama setahun dan (4) neraca akhir.
EVALUASI
I. Jawablah semua pertanyaan berikut dengan cermat!
1. Apakah tujuan penyusunan persamaan dasar akuntansi? Jelaskan!
2. Berikalah contoh transaksi keuangan yang menyebabkan berubahnya susunan aktiva, hutang, dan modal masing-masing 5 (lima) buah dan analisis akibatnya!
3. Kapankah laporan laba rugi harus disusun? Jelaskan!
4. Dapatkah kita mengukur kinerja perusahaan dari laporan laba ruginya? Jelaskan!
5. Informasi apakah yang dapat diperoleh dari laporan perubahan modal? Jelaskan!
6. Unsur-unsur apa sajakah yang disajikan di dalam neraca? Sebutkan!
7. Mengapakah neraca dikatakan sebagai potert keuangan pemiliknya?
8. Bagaimanakah aturan penyusunan aktiva tetap di dalam neraca? Jelaskan
9. Salah satu syarat penyusunan laporan keuangan adalah relevansi, jelaskan pengertiannya!
10. Mengapa penyusunan laporan keuangan harus netral? Jelaskan!
II. Kerjakanlah semua kasus berikut dengan teliti.
1. Ny. Amin memiliki usaha penjahitan yang diberi nama ”PENJAHIT HALUS” . Selama ini tidak pernah dilakukan pembukuan atas transaksi keuangannya. Ketika bertemu Anda, beliau menyampaikan keinginannya untuk mengadministrasikan transaksi keuangannya dengan tertib. Anda diminta untuk membantu melaksanakan administrasi keuangan tersebut. Data keuangan dan transaksinya selama tahun 2006 yang diberikan kepada Anda adalah sebagai berikut.
(a) keadaan tanggal 1 Januari 2006: uang tunai Rp 250.000,00; perlengkapan Rp 175.000,00; mesin jahit Rp 900.000,00; kios tempat menjahit Rp 1.000.000,00.
(b) Semua transaksi yang dilakukan tunai dan telah dijumlahkan, selama tahun tersebut adalah: (1) pembelian perlengkapan Rp 100.000,00, (2) upah karyawannya Rp 250.000,00, (3) membayar listrik Rp 38.500,00; (4) ongkos perbaikan mesin Rp 10.000,00; (5) hadiah atas pembelian perlengkapan Rp 5.000,00 (6) hasil jasa menjahit Rp 1.725.000,00; (7) perlengkapan dipakai Rp 125.000,00 dan (8) ongkos memperbaiki kios Rp 6.500,00
(c) Anda diminta untuk menyusunkan: (1) neraca per 1 Januari 2006; (2) persamaan akuntansi untuk semua transaksi tersebut, dan (3) laporan keuangan selama tahun 2006 berupa: (a) laporan laba rugi; (b) Laporan perubahan modal, dan (c) neraca.
(d) Anda juga diminta memberikan saran apa yang perlu dibenahi untuk mengembangkan usaha tersebut!
2. Usaha pijit bu Siti selama 2 (dua) bulan pertama tahun 2006 melaksanakan transaksi berikut ini:
1/1 menyetorkan uang tunai Rp 35.000,00; perlengkapan senilai Rp 8.000,00 dan peralatan seharga Rp 50.000,00 untuk modal awal
2/1 menerima hasil jasa pijat Rp 15.000,00
5/1 menerima hasil jasa pijat Rp 30.000,00
10/1 membeli tunai perlengkapan Rp 20.000,00
20/1 menerima hasil jasa pijat Rp 45.000,00
29/1 menerima hasil jasa pijat Rp 30.000,00
31/1 membayar upah tukang pijat Rp 15.000,00
2/2 menerima hasil jasa pijat Rp 15.000,00
8/2 membeli perlengkapan Rp 50.000,00
10/2 menerima hasil jasa pijat Rp 60.000,00
15/2 membayar ongkos perawatan peralatan Rp 5.000,00
20/2 menerima hasil jasa pijat Rp 30.000,00
26/2 menerima hasil jasa pijat Rp 30.000,00
28/2 memperhitungkan nilai sisa perlengkapan tinggal Rp 10.000,00
Anda diminta membantu untuk:
(1) menyusun neraca awal
(2) menyusun persamaan dasar akuntansi untuk semua transaksi di atas
(3) menyusun laporan keuangan per 28 Pebruari 2007 berupa: laporan laba rugi; laporan perubahan modal, dan neraca
3. Data keuangan ”BENGKEL SEMUA MOBIL” per 31 desember 2006 sebagai berikut:
(1) uang tunai Rp 500.000,00
(2) piutang usaha Rp 350.000,00
(3) perlengkapan bengkel Rp 325.000,00
(4) peralatan Rp 800.000,00
(5) gudang tempat bengkel Rp 975.000,00
(6) hutang usaha Rp 100.000,00
(7) pendapatan Rp 1.435.000,00
(8) biaya perlengkapan Rp 150.000,00
(9) Gaji karyawan Rp 400.000,00
(10) hadiah dari sponsor Rp 100.000,00
(11) biaya bunga Rp 6.250,00
(12) biaya lain-lain Rp 14.000,00
(13) pendapatan lain-lain Rp 25.000,00
(14) modal Rp 1.860.250,00
Anda diminta untuk menyusunkan laporan keuangan per 31 Desember 2006 yang berupa: (a) laporan laba rugi; (b) Laporan Perubahan modal; dan (c) neraca
SELAMAT BEKERJA
Kamis, 18 Februari 2010
VBA MS Excel
Enable Macro to run in Excel Workbook
Open Excel, click Tools, click Macro, click Security, select Medium and click OK. Close Excel.
Note: we need to do it only once.
Buka Excel, klik Tools, klik Macro, pilih Medium dan klik OK. Tutup Excel.
Catatan: mengaktifkan macro cukup dilakukan sekali saja.
Edit Macro
Open Excel, On Excel worksheet, click Tools, click Macro, click Visual Basic Editor.
On Visual Basic Editor, click Insert, click Module.
back to home page
back to VBA examples section
Special Offer
Advanced Excel VBA prorgrams in finance & statistics.
- with source code -
________________________________________
Visual Basic Collection
Learn to write Excel macros and get over 1200 macros.
________________________________________
Multiple Regression
The Multiple Regression Forecasting template provides a solid basis for identifying value drivers and forecasting data.
________________________________________
Excel VBA Basic Tutorial 1
This page contains the 1st lesson on the Excel VBA Basic Tutorial series. It covers topics in creating and managing array and understanding the VBA decision and loop structures. Beginners in VBA programming are encouraged to go through the prior lessons in this series if they had not already done so. This document contains information about the following topics.
• Creating Your First Macro
• Recording Your First Macro
Recording a Marco
See the Recorded Syntax
Run the Recorded Marco
• Modules and Procedures
Modules and Procedures and Their Scope
Calling Sub Procedures and Function Procedures
Passing Argument by Value or by Reference
Microsoft Support site or the Excel VBA Help section on your computer contains comprehensive examples on most the issues covered on this page. For more information, please refer to them.
________________________________________
Creating Your First Macro Microsoft Support
In this sub section, we will show you how to create your first macro (VBA program). We will use the world classic "Hello World!" example. To create the example, please follow the following steps:
1. Open Visual Basic Editor by go to Tools...Macro...Visual Basic Editor or just simply press the [Alt] and [F11] keys at the same time.
2. In the Insert menu on top of the Visual Basic Editor, select Module to open the Module window (code window).
3. In the Module window, type the following:
Sub showMessage()
MsgBox "Hello World!"
End Sub
4. Click the Run button, , press [F5], or go to Run..Run Sub/UserForm to run the program
5. The message box pops up with the "Hello World!" greeting.
This is your first VBA programmer.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Recording Your First Macro
Recording a Macro
Macrosoft Excel has a build-in macro recorder that translates your actions into VBA macro commands. After you recorded the macro, you will be able to see the layout and syntax. Before you record or write a macro, plan the steps and commands you want the macro to perform. Every actions that you take during the recording of the macro will be recorded - including the correction that you made.
In this example, we will record a macro that sets the cell background color to light yellow. To record the macro, follow the steps below:
1. Select Record New Macro... under Tools...Macro
2. In the Record Macro dailog box, type "SetBackgroundColor" in the Macro Name textbox to set the macro name. Leave all other option by default then click the Ok button. This will start the macro recording.
3. In the Background Color Panel, select the Ligth Yellow color box. This action will set the background of the current cell (A1) in light yellow color.
4. To stop the macro recording, click the Stop button (the navy blue rectangle) on the Macro Recorder toolbar.
Now you have recorded a macro that set cell background to light yellow.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
See the Recorded Syntax
The recorded macro is ready for use. Before we run the marco, let's look into the syntax.
1. To load the Visual Basic Editor, press [Alt] and [F11] at the same time. (Remember from our prior lesson?) The Visual Basic Editor comes up.
2. Expand the Modules folder in the Project Explorer by clicking on the plus (+) sign.
3. Double click the Module1 folder to see the sub routine (marco).
As the figure shows, the name of the sub routine is "SetBackgroundColor". The color index for the light yellow is 36. The background pattern is soild.
________________________________________
Return to Top Page
________________________________________
Run the Recorded Macro
In our prior example, we created the "Hello World!" marco. We ran the macro within the Visual Basic Editor. This time we will run the recorded macro in the worksheet.
1. On any worksheet, select from D3 to E6.
2. Run the recorded macro by select Tools...Macro...Macros... or press [Alt] and [F8] at the same time.
3. The Macro dailog box displayed. Since there is only one macro in the module, by default the only macro, SetBackgroundColor is selected. Click the Run botton to run the macro.
4. Cells D3 to E6 now have light yellow background color.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Modules and Procedures
Modules and Procedures and Their Scope
A module is a container for procedures as shown in our prior examples. A procedure is a unit of code enclosed either between the Sub and End Sub statement or between the Function and End Function statements.
The following sub procedure (or sub routine) print the current date and time on cell C1:
Sub ShowTime()
Range("C1") = Now()
End Sub
The following function sum up two numbers:
Function sumNo(x, y)
sumNo = x + y
End Function
Procedures in Visual Basic can have either private or public scope. A procedure with private scope is only accessible to the other procedures in the same module; a procedure with public scope is accessible to all procedures in in every module in the workbook in which the procedure is declared, and in all workbooks that contain a reference to that workbook. By default, procedures has public scope.
Here are examples of defining the scope for procedure.
Public Sub ShowTime()
Range("C1") = Now()
End Sub
Private Sub ShowTime()
Range("C1") = Now()
End Sub
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Calling Sub Procedures and Function Procedures
There are two ways to call a sub procedure. The following example shows how a sub procedure can be called by other sub procedures.
Sub z(a)
MsgBox a
End Sub
Sub x()
Call z("ABC")
End Sub
Sub y()
z "ABC"
End Sub
Sub z procedure takes an argument (a) and display the argument value ("ABC") in a message box. Running either Sub x or Sub y will yield the same result.
The following example calls a function procedure from a sub procedure.
Sub ShowSum()
msgbox sumNo(3,5)
End Sub
Function sumNo(x, y)
sumNo = x + y
End Function
The ShowSum sub procedure calls the sumNo function and returns an "8" in a message box.
If there are procedures with duplicate names in different modules, you must need to include a module qualifier before the procedure name when calling the procedure.
For example:
Module1.ShowSum
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Passing Argument by Reference or by Value
If you pass an argument by reference when calling a procedure, the procedure access to the actual variable in memory. As a result, the variable's value can be changed by the procedure. Passing by reference is the default in VBA. If you do not explicitly specify to pass an argurment by value, VBA will pass it by reference. The following two statements yield the same outcome.
Sub AddNo(ByRef x as integer)
Sub AddNo(x as integer)
Here is an example to show the by reference behavior. The sub procedure, TestPassing 1 calls AddNo1 by reference and display "60" (50 + 10) on the message box.
Sub TestPassing1()
Dim y As Integer
y = 50
AddNo1 y
MsgBox y
End Sub
Sub AddNo1(ByRef x As Integer)
x = x + 10
End Sub
The following example shows the by value behavior. The sub procedure, TestPassing 2 calls AddNo2 by value and display "50" on the message box.
Sub TestPassing2()
Dim y As Integer
y = 50
AddNo2 y
MsgBox y
End Sub
Sub AddNo2(ByVal x As Integer)
x = x + 10
End Sub
Continue to Excel VBA Basic Tutorial 2
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
back to home page
back to VBA examples section
Special Offer
Advanced Excel VBA prorgrams in finance & statistics.
- open source code -
________________________________________
Visual Basic Collection
Learn to write Excel macros and get over 1200 macros.
________________________________________
Multiple Regression
The Multiple Regression Forecasting template provides a solid basis for identifying value drivers and forecasting data.
________________________________________
Excel VBA Basic Tutorial 2
This page contains the 2nd lesson on the Excel VBA Basic Tutorial series. It covers topics in the most used Excel objects and collections. Beginners in VBA programming are encouraged to go through the 1st lessons in this series if they had not already done so. This document contains information about the following topics.
Objects and Collections
Workbook and Worksheet Object
Range Object and Cells Property
Methods and Property
Assigning Object Variables and Using Named Argument
Microsoft Support site or the Excel VBA Help section on your computer contains comprehensive examples on most the issues covered on this page. For more information, please refer to them.
________________________________________
Objects and Collections Microsoft Support
Objects are the fundamental building blocks of Visual Basic. An object is a special type of variable that contains both data and codes. A collection is a group of objects of the same class. The most used Excel objects in VBA programming are Workbook, Worksheet, Sheet, and Range.
Workbooks is a collection of all Workbook objects. Worksheets is a collection of Worksheet objects.
The Workbook object represents a workbook, the Worksheet object represents a worksheet, the Sheet object represents a worksheet or chartsheet, and the Range object represents a range of cells.
The following figure shows all the objects mentioned. The workbook (Excel file) is currently Book3.xls. The current worksheet is Sheet1 as the Sheet Tab indicated. Two ranges are selected, range B2 and B7:B11.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Workbook and Worksheet Object
A workbook is the same as an Excel file. The Workbook collection contains all the workbooks that are currently opened. Inside of a workbook contains at least one worksheet. In VBA, a worksheet can be referenced as followed:
Worksheets("Sheet1")
Worksheets("Sheet1") is the worksheet that named "Sheet1."
Another way to refer to a worksheet is to use number index like the following:
Worksheets(1)
The above refers to the first worksheet in the collection.
* Note that Worksheets(1) is not necessary the same sheet as Worksheets("Sheet1").
Sheets is a collection of worksheets and chart sheets (if present). A sheet can be indexed just like a worksheet. Sheets(1) is the first sheet in the workbook.
To refer sheets (or other objects) with the same name, you have to qualify the object. For example:
Workbooks("Book1").Worksheets("Sheet1")
Workbooks("Book2").Worksheets("Sheet1")
If the object is not qualified, the active or the current object (for example workbook or worksheet) is used.
The sheet tab on the buttom the spreadsheet (worksheet) shows which sheet is active. As the figure below shows, the active sheet is "Sheet1" (show in bold font and white background).
* You can change the color of the sheet tabs by right click the tab, choose Tab Color, then select the color for the tab.
The sub routine below shows the name of each sheet in the current opened workbook. You can use For Each...Next loop to loop throgh the Worksheets collection.
Sub ShowWorkSheets()
Dim mySheet As Worksheet
For Each mySheet In Worksheets
MsgBox mySheet.Name
Next mySheet
End Sub
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Range Object and Cells Property
Range represents a cell, a row, a column, a selection of cells containing one or more contiguous blocks of cells, or a 3-D range. We will show you some examples on how Range object can be used.
The following example places text "AB" in range A1:B5, on Sheet2.
Worksheets("Sheet2").Range("A1:B5") = "AB"
:
Note that, Worksheets.Range("A1", "B5") = "AB" will yield the same result as the above example.
The following place "AAA" on cell A1, A3, and A5 on Sheet2.
Worksheets("Sheet2").Range("A1, A3, A5") = "AAA"
Range object has a Cells property. This property is used in every VBA projects on this website (very important). The Cells property takes one or two indexes as its parameters.
For example,
Cells(index) or Cells(row, column)
where row is the row index and column is the column index.
The following three statements are interchangable:
ActiveSheet.Range.Cells(1,1)
Range.Cells(1,1)
Cells(1,1)
The following returns the same outcome:
Range("A1") = 123 and Cells(1,1) = 123
The following puts "XYZ" on Cells(1,12) or Range("L1") assume cell A1 is the current cell:
Cells(12) = "XYZ"
The following puts "XYZ" on cell C3:
Range("B1:F5").cells(12) = "ZYZ"
* The small gray number on each of the cells is just for reference purpose only. They are used to show how the cells are indexed within the range.
Here is a sub routine that prints the corresponding row and column index from A1 to E5.
Sub CellsExample()
For i = 1 To 5
For j = 1 To 5
Cells(i, j) = "Row " & i & " Col " & j
Next j
Next i
End Sub
Range object has an Offset property that can be very handy when one wants to move the active cell around. The following examples demostrate how the Offset property can be implemented (assume the current cell before the move is E5):
ActiveCell.Offset(1,0) = 1 Place a "1" one row under E5 (on E6)
ActiveCell.Offset(0,1) = 1 Place a "1" one column to the right of E5 (on F5)
ActiveCell.Offset(0,-3) = 1 Place a "1" three columns to the left of E5 (on B5)
________________________________________
Return to Top Page
________________________________________
Methods and Properties
Each object contains its own methods and properties.
A Property represents a built-in or user-defined characteristic of the object. A method is an action that you perform with an object. Below are examples of a method and a property for the Workbook Object:
Workbooks.Close
Close method close the active workbook
Workbooks.Count
Count property returns the number of workbooks that are currently opened
Some objects have default properties. For example, Range's default property is Value.
The following yields the same outcome.
Range("A1") = 1 and Range("A1").Value = 1
Here are examples on how to set and to get a Range property value:
The following sets the value of range A1 or Cells(1,1) as "2005". It actually prints "2005" on A1.
Range("A1").Value = 2005
The following gets the value from range A1 or Cells(1,1).
X = Range("A1").Value
Method can be used with or without argument(s). The following two examples demostrate this behavior.
Methods That Take No Arguments:
Worksheets("Sheet").Column("A:B").AutoFit
Methods That Take Arguments:
Worksheets("Sheet1").Range("A1:A10").Sort _
Worksheets("Sheet1").Range("A1")
Worksheets("Sheet1").Range("A1") is the Key (or column) to sort by.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Assigning Object Variables and Using Named Argument
Sometime a method takes more than one argument. For example, the Open method for the Workbook
object, takes 12 arguments. To open a workbook with password protection, you would need to write the following code:
Workbooks.Open "Book1.xls", , , ,"pswd"
Since this method takes so many arguments, it is easy to misplace the password argument. To
overcome this potential problem, one can use named arguments like the following example:
Workbook.Open fileName:="Book1.xls", password:="pswd"
You can also assign an object to an object variable using the Set Statement.
For example:
Dim myRange as Range
Set myRange = Range("A1:A10")
Continue to Excel VBA Basic Tutorial 3
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
back to home page
back to VBA examples section
Special Offer
Advanced Excel VBA prorgrams in finance & statistics.
- open source code -
________________________________________
Visual Basic Collection
Learn to write Excel macros and get over 1200 macros.
________________________________________
Multiple Regression
The Multiple Regression Forecasting template provides a solid basis for identifying value drivers and forecasting data.
________________________________________
Excel VBA Basic Tutorial 3
This page contains the 3rd lesson on the Excel VBA Basic Tutorial series. It covers topics in creating and managing array and understanding the VBA decision and loop structures. Beginners in VBA programming are encouraged to go through the prior lessons in this series if they had not already done so. This document contains information about the following topics.
• Creating and Managing Array
Declare an Array With Dim Statement
Resize an Array With Redim Statement
Manage Dynamic Array
Create Multi-Dimensional Array
Find The Size of an Array
• Decision Structures - IF and Select Case
IF ... Then
IF ... Then ... Else
IF ... Then ... ElseIf
Select Case
• Loop Structures
For ... Next
For ... Next Loop With Step
Do While ... Loop
Do Until ... Loop
Do ... Loop While
Do ... Loop Until
Microsoft Support site or the Excel VBA Help section on your computer contains comprehensive examples on most the issues covered on this page. For more information, please refer to them.
________________________________________
Creating and Managing Array Microsoft Support
Declaring an Array With Dim Statement
An array is a set of sequentially indexed elements having the same intrinsic data type. Each element of an array has a unique identifying index number. Changes made to one element of an array don't affect the other elements.
Before signing values to an array, the array needs to be created. You can declare the array by using the Dim statement.
For example, to declare a one-dimensional array with 5 elements, type the following:
Dim Arr(4)
The element’s index of the array starts from 0 unless Option Base 1 is specified in the public area (area outside of the sub procedure). If Option Base 1 is specified, the index will start from 1.
The following example assigns values to the array and displays all values in a message box :
Option Base 1
Sub assignArray( )
Dim Arr(5)
Arr(1) = “Jan”
Arr(2) = “Feb”
Arr(3) = “Mar”
Arr(4) = “Apr”
Arr(5) = “May”
Msgbox Arr(1) & "-" & Arr(2) & "-" & Arr(3) & "-" & Arr(4) & "-" & Arr(5)
End Sub
* The number inside the array, i.e. Arr(1), is the index. One (1) is the index of the first element in the
array.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Resize an Array With Redim Statement
The ReDim statement is used to size or resize a dynamic array that has already been formally declared.
For example, if you have already declared an array with an element value of 5 and decided to change the number of the element to 6, you can do the following to resize the array:
Redim Arr(6)
We incorporate it into our last example:
Option Base 1
Sub assignArray( )
'Dim Arr(5)
Redim Arr(6)
Arr(1) = “Jan”
Arr(2) = “Feb”
Arr(3) = “Mar”
Arr(4) = “Apr”
Arr(5) = “May”
Arr(6) = “Jun”
Msgbox Arr(1) & "-" & Arr(2) & "-" & Arr(3) & "-" & Arr(4) & "-" & Arr(5)
End Sub
Note that the Dim Arr(5) statement is commoned out, because leaving this original statement in the sub will causing a compile error.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Manage Dynamic Array
A word of caution in using the Redim Statement to resize an array - resize the array can erase the elements in it. In the following example, all the values assigned prior to resize the array are erased. Only the value assigned to the array after resize remains.
Option Base 1
Sub assignArray( )
Redim Arr(5)
Arr(1) = “Jan”
Arr(2) = “Feb”
Arr(3) = “Mar”
Arr(4) = “Apr”
Arr(5) = “May”
Redim Arr(6)
Arr(6) = “Jun”
Msgbox Arr(1) & "-" & Arr(2) & "-" & Arr(3) & "-" & Arr(4) & "-" & Arr(5) & "-" & Arr(6)
End Sub
By replace the Redim Arr(6) with Redim Preserve Arr(6), all values will remain. For example:
Option Base 1
Sub assignArray( )
Redim Arr(5)
Arr(1) = “Jan”
Arr(2) = “Feb”
Arr(3) = “Mar”
Arr(4) = “Apr”
Arr(5) = “May”
Redim Preserve Arr(6)
Arr(6) = “Jun”
Msgbox Arr(1) & "-" & Arr(2) & "-" & Arr(3) & "-" & Arr(4) & "-" & Arr(5) & "-" & Arr(6)
End Sub
________________________________________
Return to Top Page
________________________________________
Create Multi-Dimensional Array
An array can also store multiple dimensional data. To simplify our tutorial, example on a two-dimensional array is used. Assume you have data of a local store's yearly sale in the following table and you want to store the data in a two-dimensional array:
Year 2003 Year 2004
CD Sale 1,000 1,500
DVD Sale 1,200 2,000
First we create the array as follow:
Dim Arr(2,2)
Then we assign the values into the array. We treat the first dimension as the year and the second dimension as the product sale:
arr(1,1) = 1000
arr(1,2) = 1200
arr(2,1) = 1500
arr(2,2) = 2000
We now display the values of the array with a message box:
Msgbox "Sale of CD in 2003 is " & arr(1,1) & vbCrLf & "Sale of CD in 2004 is " _
& arr(2,1) & vbCrLf & "Sale of DVD in 2003 is " & arr(1,2) & vbCrLf _
& "Sale of DVD in 2004 is " & arr(2,2)
The complete precedure is as followed:
Option Base 1
Sub multDimArray( )
Dim Arr(2,2)
arr(1,1) = 1000
arr(1,2) = 1200
arr(2,1) = 1500
arr(2,2) = 2000
Msgbox "Sale of CD in 2003 is " & arr(1,1) & vbCrLf & "Sale of CD in 2004 is " _
& arr(2,1) & vbCrLf & "Sale of DVD in 2003 is " & arr(1,2) & vbCrLf _
& "Sale of DVD in 2004 is " & arr(2,2)
End Sub
* vbCrLf stands for VB Carriage Return Line Feed. It puts a return and a new line as shown in the
message box above. The underscore "_" on the back of the first line of the message box means
"continue to the next line"
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Find The Size of an Array
The largest available subscript for the indicated dimension of an array can be obtained by using the Ubound function. In our one-dimensional array example, Ubound(arr) is 5.
In our two-dimensional array example above, there are two upper bound figures - both are 2.
UBound returns the following values for an array with these dimensions*:
Dim A(1 To 100, 0 To 3, -3 To 4)
Statement Return Value
UBound(A, 1) 100
UBound(A, 2) 3
UBound(A, 3) 4
* Example taken from Excel VBA Help section.
The UBound function is used with the LBound function to determine the size of an array. Use the LBound function to find the lower limit of an array dimension.
Statement Return Value
LBound(A, 1) 1
LBound(A, 2) 0
LBound(A, 3) -3
To get the size of an array, use the following formula:
UBound(Arr) - LBound(Arr) + 1
For example:
Ubound(A,1) - LBound(A,1) + 1
= 100 - 1 + 1
= 100
Ubound(A,2) - LBound(A,2) + 1
= 3 - 0 + 1
= 4
Ubound(A,3) - LBound(A,3) + 1
= 4 - (-3) + 1
= 8
For more information on arrays check Microsoft Support
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Decision Structures - IF and Select Case
IF ... Then Statement
The IF ... Then is a single condition and run a single statement or a block of statement.
Example, the following statement set variable Status to "Adult" if the statement is true:
If Age >= 18 Then Status = "Adult"
You can also use multiple-line block in the If statement as followed:
If Ago >= 18 Then
Status = "Adult"
Vote = "Yes"
End If
Note that in the multiple-line block case, End If statement is needed, where the single-line case does not.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
IF ... Then ... Else
The If ... Then ... Else statement is used to define two blocks of conditions - true and false.
Example:
If Age >=22 Then
Drink = "Yes"
Else
Drink = "No"
End If
Again, note that End If statement is needed in this case as well since there is more than one block of statements.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
IF ... Then ... ElseIf
The IF ... Then ... ElseIf is used to test additional conditions without using new If ... Then statements.
For Example:
If Age >= 18 and Age < 22 Then Msgbox "You can vote" ElseIf Age >=22 and Age < 62 Then Msgbox "You can drink and vote" ElseIf Age >=62 Then
Msgbox "You are eligible to apply for Social Security Benefit"
Else
Msgbox "You cannot drink or vote"
End If
Note that the last condition under Else is, implicitly, Age < 18. ________________________________________ Return to Top of Page ________________________________________ Select Case Select Case statement is an alternative to the ElseIf statement. This method is more efficient and readable in coding the the If ... Then ... ElseIf statment. Example: Select Case Grade Case Is >= 90
LetterGrade = "A"
Case Is >= 80
LetterGrade = "B"
Case Is >= 70
LetterGrade = "C"
Case Is >= 60
LetterGrade = "D"
Case Else
LetterGrade = "Sorry"
End Select
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Loop Structures
For ... Next
Use For ... Next loop if the number of loops is already defined and known. A For ... Next loop uses a counter variable that increases or decreases in value during each iteration of the loop. This loop structure is being used the most for our examples on this site.
Here is an example of the For ... Next loop:
For i = 1 to 10
Cells(i, 1) = i
Next i
In this example, i is the counter variable from 1 to 10. The looping process will send value to the first column of the active sheet and print i (which is 1 to 10) to row 1 to 10 of that column.
Note that the counter variable, by default, increases by an increment of 1.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
For ... Next Loop With Step
You can use the Step Keyword to sepcify a different increment for the counter variable.
For example:
For i = 1 to 10 Step 2
Cells(i, 1) = i
Next i
This looping process will print values with an increment of 2 on row 1, 3, 5, 7 and 9 on column one.
You can also have decrement in the loop by assign a negative value afte the Step keyword.
For example:
For i = 10 to 1 Step -2
Cells(i, 1) = i
Next i
This looping process will print values with an increment of -2 starts from 10 on row 10, 8, 6, 4 and 2 on column one.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Do While ... Loop
You can use the Do While ... Loop to test a condition at the start of the loop. It will run the loop as long as the condition is ture and stops when the condition becomes false. For Example:
i = 1
Do While i =< 10
Cells(i, 1) = i
i = i + 1
Loop
This looping process yields the same result as in the For ... Next structures example.
One thing to be caution is that sometimes the loop might be a infinite loop. And it happens when the condition never beomes false. In such case, you can stop the loop by press [ESC] or [CTRL] + [BREAK].
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Do Until ... Loop
You can test the condition at the beginning of the loop and then run the loop until the test condition becomes true.
Example:
i = 1
Do Until i = 11
Cells(i, 1) = i
i = i + 1
Loop
This looping process yields the same result as in the For ... Next structures example.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Do ... Loop While
When you want to make sure that the loop will run at least once, you can put the test at the end of loop. The loop will stop when the condition becomes false. (compare this loop structure to the Do ... While Loop.)
For Example:
i = 1
Do
Cells(i, 1) = i
i = i + 1
Loop While i < 11
This looping process yields the same result as in the For ... Next structures example.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Do ... Loop Until
This loop structure, like the Do ... Loop While, makes sure that the loop will run at least once, you can put the test at the end of loop. The loop will stop when the condition becomes true. (compare this loop structure to the Do ... Until Loop.)
For Example:
i = 1
Do
Cells(i, 1) = i
i = i + 1
Loop Until i = 11
This looping process yields the same result as in the For ... Next structures example.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Open Excel, click Tools, click Macro, click Security, select Medium and click OK. Close Excel.
Note: we need to do it only once.
Buka Excel, klik Tools, klik Macro, pilih Medium dan klik OK. Tutup Excel.
Catatan: mengaktifkan macro cukup dilakukan sekali saja.
Edit Macro
Open Excel, On Excel worksheet, click Tools, click Macro, click Visual Basic Editor.
On Visual Basic Editor, click Insert, click Module.
back to home page
back to VBA examples section
Special Offer
Advanced Excel VBA prorgrams in finance & statistics.
- with source code -
________________________________________
Visual Basic Collection
Learn to write Excel macros and get over 1200 macros.
________________________________________
Multiple Regression
The Multiple Regression Forecasting template provides a solid basis for identifying value drivers and forecasting data.
________________________________________
Excel VBA Basic Tutorial 1
This page contains the 1st lesson on the Excel VBA Basic Tutorial series. It covers topics in creating and managing array and understanding the VBA decision and loop structures. Beginners in VBA programming are encouraged to go through the prior lessons in this series if they had not already done so. This document contains information about the following topics.
• Creating Your First Macro
• Recording Your First Macro
Recording a Marco
See the Recorded Syntax
Run the Recorded Marco
• Modules and Procedures
Modules and Procedures and Their Scope
Calling Sub Procedures and Function Procedures
Passing Argument by Value or by Reference
Microsoft Support site or the Excel VBA Help section on your computer contains comprehensive examples on most the issues covered on this page. For more information, please refer to them.
________________________________________
Creating Your First Macro Microsoft Support
In this sub section, we will show you how to create your first macro (VBA program). We will use the world classic "Hello World!" example. To create the example, please follow the following steps:
1. Open Visual Basic Editor by go to Tools...Macro...Visual Basic Editor or just simply press the [Alt] and [F11] keys at the same time.
2. In the Insert menu on top of the Visual Basic Editor, select Module to open the Module window (code window).
3. In the Module window, type the following:
Sub showMessage()
MsgBox "Hello World!"
End Sub
4. Click the Run button, , press [F5], or go to Run..Run Sub/UserForm to run the program
5. The message box pops up with the "Hello World!" greeting.
This is your first VBA programmer.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Recording Your First Macro
Recording a Macro
Macrosoft Excel has a build-in macro recorder that translates your actions into VBA macro commands. After you recorded the macro, you will be able to see the layout and syntax. Before you record or write a macro, plan the steps and commands you want the macro to perform. Every actions that you take during the recording of the macro will be recorded - including the correction that you made.
In this example, we will record a macro that sets the cell background color to light yellow. To record the macro, follow the steps below:
1. Select Record New Macro... under Tools...Macro
2. In the Record Macro dailog box, type "SetBackgroundColor" in the Macro Name textbox to set the macro name. Leave all other option by default then click the Ok button. This will start the macro recording.
3. In the Background Color Panel, select the Ligth Yellow color box. This action will set the background of the current cell (A1) in light yellow color.
4. To stop the macro recording, click the Stop button (the navy blue rectangle) on the Macro Recorder toolbar.
Now you have recorded a macro that set cell background to light yellow.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
See the Recorded Syntax
The recorded macro is ready for use. Before we run the marco, let's look into the syntax.
1. To load the Visual Basic Editor, press [Alt] and [F11] at the same time. (Remember from our prior lesson?) The Visual Basic Editor comes up.
2. Expand the Modules folder in the Project Explorer by clicking on the plus (+) sign.
3. Double click the Module1 folder to see the sub routine (marco).
As the figure shows, the name of the sub routine is "SetBackgroundColor". The color index for the light yellow is 36. The background pattern is soild.
________________________________________
Return to Top Page
________________________________________
Run the Recorded Macro
In our prior example, we created the "Hello World!" marco. We ran the macro within the Visual Basic Editor. This time we will run the recorded macro in the worksheet.
1. On any worksheet, select from D3 to E6.
2. Run the recorded macro by select Tools...Macro...Macros... or press [Alt] and [F8] at the same time.
3. The Macro dailog box displayed. Since there is only one macro in the module, by default the only macro, SetBackgroundColor is selected. Click the Run botton to run the macro.
4. Cells D3 to E6 now have light yellow background color.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Modules and Procedures
Modules and Procedures and Their Scope
A module is a container for procedures as shown in our prior examples. A procedure is a unit of code enclosed either between the Sub and End Sub statement or between the Function and End Function statements.
The following sub procedure (or sub routine) print the current date and time on cell C1:
Sub ShowTime()
Range("C1") = Now()
End Sub
The following function sum up two numbers:
Function sumNo(x, y)
sumNo = x + y
End Function
Procedures in Visual Basic can have either private or public scope. A procedure with private scope is only accessible to the other procedures in the same module; a procedure with public scope is accessible to all procedures in in every module in the workbook in which the procedure is declared, and in all workbooks that contain a reference to that workbook. By default, procedures has public scope.
Here are examples of defining the scope for procedure.
Public Sub ShowTime()
Range("C1") = Now()
End Sub
Private Sub ShowTime()
Range("C1") = Now()
End Sub
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Calling Sub Procedures and Function Procedures
There are two ways to call a sub procedure. The following example shows how a sub procedure can be called by other sub procedures.
Sub z(a)
MsgBox a
End Sub
Sub x()
Call z("ABC")
End Sub
Sub y()
z "ABC"
End Sub
Sub z procedure takes an argument (a) and display the argument value ("ABC") in a message box. Running either Sub x or Sub y will yield the same result.
The following example calls a function procedure from a sub procedure.
Sub ShowSum()
msgbox sumNo(3,5)
End Sub
Function sumNo(x, y)
sumNo = x + y
End Function
The ShowSum sub procedure calls the sumNo function and returns an "8" in a message box.
If there are procedures with duplicate names in different modules, you must need to include a module qualifier before the procedure name when calling the procedure.
For example:
Module1.ShowSum
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Passing Argument by Reference or by Value
If you pass an argument by reference when calling a procedure, the procedure access to the actual variable in memory. As a result, the variable's value can be changed by the procedure. Passing by reference is the default in VBA. If you do not explicitly specify to pass an argurment by value, VBA will pass it by reference. The following two statements yield the same outcome.
Sub AddNo(ByRef x as integer)
Sub AddNo(x as integer)
Here is an example to show the by reference behavior. The sub procedure, TestPassing 1 calls AddNo1 by reference and display "60" (50 + 10) on the message box.
Sub TestPassing1()
Dim y As Integer
y = 50
AddNo1 y
MsgBox y
End Sub
Sub AddNo1(ByRef x As Integer)
x = x + 10
End Sub
The following example shows the by value behavior. The sub procedure, TestPassing 2 calls AddNo2 by value and display "50" on the message box.
Sub TestPassing2()
Dim y As Integer
y = 50
AddNo2 y
MsgBox y
End Sub
Sub AddNo2(ByVal x As Integer)
x = x + 10
End Sub
Continue to Excel VBA Basic Tutorial 2
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
back to home page
back to VBA examples section
Special Offer
Advanced Excel VBA prorgrams in finance & statistics.
- open source code -
________________________________________
Visual Basic Collection
Learn to write Excel macros and get over 1200 macros.
________________________________________
Multiple Regression
The Multiple Regression Forecasting template provides a solid basis for identifying value drivers and forecasting data.
________________________________________
Excel VBA Basic Tutorial 2
This page contains the 2nd lesson on the Excel VBA Basic Tutorial series. It covers topics in the most used Excel objects and collections. Beginners in VBA programming are encouraged to go through the 1st lessons in this series if they had not already done so. This document contains information about the following topics.
Objects and Collections
Workbook and Worksheet Object
Range Object and Cells Property
Methods and Property
Assigning Object Variables and Using Named Argument
Microsoft Support site or the Excel VBA Help section on your computer contains comprehensive examples on most the issues covered on this page. For more information, please refer to them.
________________________________________
Objects and Collections Microsoft Support
Objects are the fundamental building blocks of Visual Basic. An object is a special type of variable that contains both data and codes. A collection is a group of objects of the same class. The most used Excel objects in VBA programming are Workbook, Worksheet, Sheet, and Range.
Workbooks is a collection of all Workbook objects. Worksheets is a collection of Worksheet objects.
The Workbook object represents a workbook, the Worksheet object represents a worksheet, the Sheet object represents a worksheet or chartsheet, and the Range object represents a range of cells.
The following figure shows all the objects mentioned. The workbook (Excel file) is currently Book3.xls. The current worksheet is Sheet1 as the Sheet Tab indicated. Two ranges are selected, range B2 and B7:B11.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Workbook and Worksheet Object
A workbook is the same as an Excel file. The Workbook collection contains all the workbooks that are currently opened. Inside of a workbook contains at least one worksheet. In VBA, a worksheet can be referenced as followed:
Worksheets("Sheet1")
Worksheets("Sheet1") is the worksheet that named "Sheet1."
Another way to refer to a worksheet is to use number index like the following:
Worksheets(1)
The above refers to the first worksheet in the collection.
* Note that Worksheets(1) is not necessary the same sheet as Worksheets("Sheet1").
Sheets is a collection of worksheets and chart sheets (if present). A sheet can be indexed just like a worksheet. Sheets(1) is the first sheet in the workbook.
To refer sheets (or other objects) with the same name, you have to qualify the object. For example:
Workbooks("Book1").Worksheets("Sheet1")
Workbooks("Book2").Worksheets("Sheet1")
If the object is not qualified, the active or the current object (for example workbook or worksheet) is used.
The sheet tab on the buttom the spreadsheet (worksheet) shows which sheet is active. As the figure below shows, the active sheet is "Sheet1" (show in bold font and white background).
* You can change the color of the sheet tabs by right click the tab, choose Tab Color, then select the color for the tab.
The sub routine below shows the name of each sheet in the current opened workbook. You can use For Each...Next loop to loop throgh the Worksheets collection.
Sub ShowWorkSheets()
Dim mySheet As Worksheet
For Each mySheet In Worksheets
MsgBox mySheet.Name
Next mySheet
End Sub
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Range Object and Cells Property
Range represents a cell, a row, a column, a selection of cells containing one or more contiguous blocks of cells, or a 3-D range. We will show you some examples on how Range object can be used.
The following example places text "AB" in range A1:B5, on Sheet2.
Worksheets("Sheet2").Range("A1:B5") = "AB"
:
Note that, Worksheets.Range("A1", "B5") = "AB" will yield the same result as the above example.
The following place "AAA" on cell A1, A3, and A5 on Sheet2.
Worksheets("Sheet2").Range("A1, A3, A5") = "AAA"
Range object has a Cells property. This property is used in every VBA projects on this website (very important). The Cells property takes one or two indexes as its parameters.
For example,
Cells(index) or Cells(row, column)
where row is the row index and column is the column index.
The following three statements are interchangable:
ActiveSheet.Range.Cells(1,1)
Range.Cells(1,1)
Cells(1,1)
The following returns the same outcome:
Range("A1") = 123 and Cells(1,1) = 123
The following puts "XYZ" on Cells(1,12) or Range("L1") assume cell A1 is the current cell:
Cells(12) = "XYZ"
The following puts "XYZ" on cell C3:
Range("B1:F5").cells(12) = "ZYZ"
* The small gray number on each of the cells is just for reference purpose only. They are used to show how the cells are indexed within the range.
Here is a sub routine that prints the corresponding row and column index from A1 to E5.
Sub CellsExample()
For i = 1 To 5
For j = 1 To 5
Cells(i, j) = "Row " & i & " Col " & j
Next j
Next i
End Sub
Range object has an Offset property that can be very handy when one wants to move the active cell around. The following examples demostrate how the Offset property can be implemented (assume the current cell before the move is E5):
ActiveCell.Offset(1,0) = 1 Place a "1" one row under E5 (on E6)
ActiveCell.Offset(0,1) = 1 Place a "1" one column to the right of E5 (on F5)
ActiveCell.Offset(0,-3) = 1 Place a "1" three columns to the left of E5 (on B5)
________________________________________
Return to Top Page
________________________________________
Methods and Properties
Each object contains its own methods and properties.
A Property represents a built-in or user-defined characteristic of the object. A method is an action that you perform with an object. Below are examples of a method and a property for the Workbook Object:
Workbooks.Close
Close method close the active workbook
Workbooks.Count
Count property returns the number of workbooks that are currently opened
Some objects have default properties. For example, Range's default property is Value.
The following yields the same outcome.
Range("A1") = 1 and Range("A1").Value = 1
Here are examples on how to set and to get a Range property value:
The following sets the value of range A1 or Cells(1,1) as "2005". It actually prints "2005" on A1.
Range("A1").Value = 2005
The following gets the value from range A1 or Cells(1,1).
X = Range("A1").Value
Method can be used with or without argument(s). The following two examples demostrate this behavior.
Methods That Take No Arguments:
Worksheets("Sheet").Column("A:B").AutoFit
Methods That Take Arguments:
Worksheets("Sheet1").Range("A1:A10").Sort _
Worksheets("Sheet1").Range("A1")
Worksheets("Sheet1").Range("A1") is the Key (or column) to sort by.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Assigning Object Variables and Using Named Argument
Sometime a method takes more than one argument. For example, the Open method for the Workbook
object, takes 12 arguments. To open a workbook with password protection, you would need to write the following code:
Workbooks.Open "Book1.xls", , , ,"pswd"
Since this method takes so many arguments, it is easy to misplace the password argument. To
overcome this potential problem, one can use named arguments like the following example:
Workbook.Open fileName:="Book1.xls", password:="pswd"
You can also assign an object to an object variable using the Set Statement.
For example:
Dim myRange as Range
Set myRange = Range("A1:A10")
Continue to Excel VBA Basic Tutorial 3
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
back to home page
back to VBA examples section
Special Offer
Advanced Excel VBA prorgrams in finance & statistics.
- open source code -
________________________________________
Visual Basic Collection
Learn to write Excel macros and get over 1200 macros.
________________________________________
Multiple Regression
The Multiple Regression Forecasting template provides a solid basis for identifying value drivers and forecasting data.
________________________________________
Excel VBA Basic Tutorial 3
This page contains the 3rd lesson on the Excel VBA Basic Tutorial series. It covers topics in creating and managing array and understanding the VBA decision and loop structures. Beginners in VBA programming are encouraged to go through the prior lessons in this series if they had not already done so. This document contains information about the following topics.
• Creating and Managing Array
Declare an Array With Dim Statement
Resize an Array With Redim Statement
Manage Dynamic Array
Create Multi-Dimensional Array
Find The Size of an Array
• Decision Structures - IF and Select Case
IF ... Then
IF ... Then ... Else
IF ... Then ... ElseIf
Select Case
• Loop Structures
For ... Next
For ... Next Loop With Step
Do While ... Loop
Do Until ... Loop
Do ... Loop While
Do ... Loop Until
Microsoft Support site or the Excel VBA Help section on your computer contains comprehensive examples on most the issues covered on this page. For more information, please refer to them.
________________________________________
Creating and Managing Array Microsoft Support
Declaring an Array With Dim Statement
An array is a set of sequentially indexed elements having the same intrinsic data type. Each element of an array has a unique identifying index number. Changes made to one element of an array don't affect the other elements.
Before signing values to an array, the array needs to be created. You can declare the array by using the Dim statement.
For example, to declare a one-dimensional array with 5 elements, type the following:
Dim Arr(4)
The element’s index of the array starts from 0 unless Option Base 1 is specified in the public area (area outside of the sub procedure). If Option Base 1 is specified, the index will start from 1.
The following example assigns values to the array and displays all values in a message box :
Option Base 1
Sub assignArray( )
Dim Arr(5)
Arr(1) = “Jan”
Arr(2) = “Feb”
Arr(3) = “Mar”
Arr(4) = “Apr”
Arr(5) = “May”
Msgbox Arr(1) & "-" & Arr(2) & "-" & Arr(3) & "-" & Arr(4) & "-" & Arr(5)
End Sub
* The number inside the array, i.e. Arr(1), is the index. One (1) is the index of the first element in the
array.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Resize an Array With Redim Statement
The ReDim statement is used to size or resize a dynamic array that has already been formally declared.
For example, if you have already declared an array with an element value of 5 and decided to change the number of the element to 6, you can do the following to resize the array:
Redim Arr(6)
We incorporate it into our last example:
Option Base 1
Sub assignArray( )
'Dim Arr(5)
Redim Arr(6)
Arr(1) = “Jan”
Arr(2) = “Feb”
Arr(3) = “Mar”
Arr(4) = “Apr”
Arr(5) = “May”
Arr(6) = “Jun”
Msgbox Arr(1) & "-" & Arr(2) & "-" & Arr(3) & "-" & Arr(4) & "-" & Arr(5)
End Sub
Note that the Dim Arr(5) statement is commoned out, because leaving this original statement in the sub will causing a compile error.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Manage Dynamic Array
A word of caution in using the Redim Statement to resize an array - resize the array can erase the elements in it. In the following example, all the values assigned prior to resize the array are erased. Only the value assigned to the array after resize remains.
Option Base 1
Sub assignArray( )
Redim Arr(5)
Arr(1) = “Jan”
Arr(2) = “Feb”
Arr(3) = “Mar”
Arr(4) = “Apr”
Arr(5) = “May”
Redim Arr(6)
Arr(6) = “Jun”
Msgbox Arr(1) & "-" & Arr(2) & "-" & Arr(3) & "-" & Arr(4) & "-" & Arr(5) & "-" & Arr(6)
End Sub
By replace the Redim Arr(6) with Redim Preserve Arr(6), all values will remain. For example:
Option Base 1
Sub assignArray( )
Redim Arr(5)
Arr(1) = “Jan”
Arr(2) = “Feb”
Arr(3) = “Mar”
Arr(4) = “Apr”
Arr(5) = “May”
Redim Preserve Arr(6)
Arr(6) = “Jun”
Msgbox Arr(1) & "-" & Arr(2) & "-" & Arr(3) & "-" & Arr(4) & "-" & Arr(5) & "-" & Arr(6)
End Sub
________________________________________
Return to Top Page
________________________________________
Create Multi-Dimensional Array
An array can also store multiple dimensional data. To simplify our tutorial, example on a two-dimensional array is used. Assume you have data of a local store's yearly sale in the following table and you want to store the data in a two-dimensional array:
Year 2003 Year 2004
CD Sale 1,000 1,500
DVD Sale 1,200 2,000
First we create the array as follow:
Dim Arr(2,2)
Then we assign the values into the array. We treat the first dimension as the year and the second dimension as the product sale:
arr(1,1) = 1000
arr(1,2) = 1200
arr(2,1) = 1500
arr(2,2) = 2000
We now display the values of the array with a message box:
Msgbox "Sale of CD in 2003 is " & arr(1,1) & vbCrLf & "Sale of CD in 2004 is " _
& arr(2,1) & vbCrLf & "Sale of DVD in 2003 is " & arr(1,2) & vbCrLf _
& "Sale of DVD in 2004 is " & arr(2,2)
The complete precedure is as followed:
Option Base 1
Sub multDimArray( )
Dim Arr(2,2)
arr(1,1) = 1000
arr(1,2) = 1200
arr(2,1) = 1500
arr(2,2) = 2000
Msgbox "Sale of CD in 2003 is " & arr(1,1) & vbCrLf & "Sale of CD in 2004 is " _
& arr(2,1) & vbCrLf & "Sale of DVD in 2003 is " & arr(1,2) & vbCrLf _
& "Sale of DVD in 2004 is " & arr(2,2)
End Sub
* vbCrLf stands for VB Carriage Return Line Feed. It puts a return and a new line as shown in the
message box above. The underscore "_" on the back of the first line of the message box means
"continue to the next line"
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Find The Size of an Array
The largest available subscript for the indicated dimension of an array can be obtained by using the Ubound function. In our one-dimensional array example, Ubound(arr) is 5.
In our two-dimensional array example above, there are two upper bound figures - both are 2.
UBound returns the following values for an array with these dimensions*:
Dim A(1 To 100, 0 To 3, -3 To 4)
Statement Return Value
UBound(A, 1) 100
UBound(A, 2) 3
UBound(A, 3) 4
* Example taken from Excel VBA Help section.
The UBound function is used with the LBound function to determine the size of an array. Use the LBound function to find the lower limit of an array dimension.
Statement Return Value
LBound(A, 1) 1
LBound(A, 2) 0
LBound(A, 3) -3
To get the size of an array, use the following formula:
UBound(Arr) - LBound(Arr) + 1
For example:
Ubound(A,1) - LBound(A,1) + 1
= 100 - 1 + 1
= 100
Ubound(A,2) - LBound(A,2) + 1
= 3 - 0 + 1
= 4
Ubound(A,3) - LBound(A,3) + 1
= 4 - (-3) + 1
= 8
For more information on arrays check Microsoft Support
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Decision Structures - IF and Select Case
IF ... Then Statement
The IF ... Then is a single condition and run a single statement or a block of statement.
Example, the following statement set variable Status to "Adult" if the statement is true:
If Age >= 18 Then Status = "Adult"
You can also use multiple-line block in the If statement as followed:
If Ago >= 18 Then
Status = "Adult"
Vote = "Yes"
End If
Note that in the multiple-line block case, End If statement is needed, where the single-line case does not.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
IF ... Then ... Else
The If ... Then ... Else statement is used to define two blocks of conditions - true and false.
Example:
If Age >=22 Then
Drink = "Yes"
Else
Drink = "No"
End If
Again, note that End If statement is needed in this case as well since there is more than one block of statements.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
IF ... Then ... ElseIf
The IF ... Then ... ElseIf is used to test additional conditions without using new If ... Then statements.
For Example:
If Age >= 18 and Age < 22 Then Msgbox "You can vote" ElseIf Age >=22 and Age < 62 Then Msgbox "You can drink and vote" ElseIf Age >=62 Then
Msgbox "You are eligible to apply for Social Security Benefit"
Else
Msgbox "You cannot drink or vote"
End If
Note that the last condition under Else is, implicitly, Age < 18. ________________________________________ Return to Top of Page ________________________________________ Select Case Select Case statement is an alternative to the ElseIf statement. This method is more efficient and readable in coding the the If ... Then ... ElseIf statment. Example: Select Case Grade Case Is >= 90
LetterGrade = "A"
Case Is >= 80
LetterGrade = "B"
Case Is >= 70
LetterGrade = "C"
Case Is >= 60
LetterGrade = "D"
Case Else
LetterGrade = "Sorry"
End Select
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Loop Structures
For ... Next
Use For ... Next loop if the number of loops is already defined and known. A For ... Next loop uses a counter variable that increases or decreases in value during each iteration of the loop. This loop structure is being used the most for our examples on this site.
Here is an example of the For ... Next loop:
For i = 1 to 10
Cells(i, 1) = i
Next i
In this example, i is the counter variable from 1 to 10. The looping process will send value to the first column of the active sheet and print i (which is 1 to 10) to row 1 to 10 of that column.
Note that the counter variable, by default, increases by an increment of 1.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
For ... Next Loop With Step
You can use the Step Keyword to sepcify a different increment for the counter variable.
For example:
For i = 1 to 10 Step 2
Cells(i, 1) = i
Next i
This looping process will print values with an increment of 2 on row 1, 3, 5, 7 and 9 on column one.
You can also have decrement in the loop by assign a negative value afte the Step keyword.
For example:
For i = 10 to 1 Step -2
Cells(i, 1) = i
Next i
This looping process will print values with an increment of -2 starts from 10 on row 10, 8, 6, 4 and 2 on column one.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Do While ... Loop
You can use the Do While ... Loop to test a condition at the start of the loop. It will run the loop as long as the condition is ture and stops when the condition becomes false. For Example:
i = 1
Do While i =< 10
Cells(i, 1) = i
i = i + 1
Loop
This looping process yields the same result as in the For ... Next structures example.
One thing to be caution is that sometimes the loop might be a infinite loop. And it happens when the condition never beomes false. In such case, you can stop the loop by press [ESC] or [CTRL] + [BREAK].
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Do Until ... Loop
You can test the condition at the beginning of the loop and then run the loop until the test condition becomes true.
Example:
i = 1
Do Until i = 11
Cells(i, 1) = i
i = i + 1
Loop
This looping process yields the same result as in the For ... Next structures example.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Do ... Loop While
When you want to make sure that the loop will run at least once, you can put the test at the end of loop. The loop will stop when the condition becomes false. (compare this loop structure to the Do ... While Loop.)
For Example:
i = 1
Do
Cells(i, 1) = i
i = i + 1
Loop While i < 11
This looping process yields the same result as in the For ... Next structures example.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Do ... Loop Until
This loop structure, like the Do ... Loop While, makes sure that the loop will run at least once, you can put the test at the end of loop. The loop will stop when the condition becomes true. (compare this loop structure to the Do ... Until Loop.)
For Example:
i = 1
Do
Cells(i, 1) = i
i = i + 1
Loop Until i = 11
This looping process yields the same result as in the For ... Next structures example.
________________________________________
Return to Top of Page
________________________________________
Senin, 15 Februari 2010
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
A. Pengantar
Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai detik ini pula belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai pandangan-pandangan tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam penerapannya.
Dalam bab ini akan dikupas tiga aliran pemikiran manajemen, yaitu :
1. Aliran klasik yang terbagi dalam manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik.
2. Aliran hubungan manusiawi, disebut sebagai aliran neoklasik atau pasca klasik.
3. Aliran manajemen modern.
Disamping itu akan dibicarakan juga dua pendekatan manajemen yaitu :
1. Pendekatan sistem (System Approach)
2. Pendekatan kontingensi (Contingency Approac)
B. Teori Manajemen Klasik
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen, yaitu :
1. Robert Owen (1771 1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Mnajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.
2. Charles Babbage (1792 1871)
Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1. Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2. Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3. Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya.
4. Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.
C. Teori Manajeman Ilmiah
Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah antara lain Frederick Winslow Taylor, Frank dan Lilian Gilbreth, Henry L. Gantt dan Harrington Emerson.
1. Frederick Winslow Taylor
Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan dibahas, pada sekitar tahun 1900an. Taylor adalah manajer dan penasihat perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah (scientifick management).
Hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu sistem coba-coba atau yang lebih dikenal dengan nama sistem trial and error.
Hakekat pertama daripada manajemen ilmiah yaitu A great mental revolution, karena hal ini menyangkut manajer dan karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu penerapan ilmu pengetahuan untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap unsur pekerjaan.
Taylor mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :
1. menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.
2. memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3. setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam menjalankan tugasnya.
4. harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.
Hal yang menarik dari pendapat Taylor salah satunya adalah mengenai posisi manajer. Dimana manajer adalah pelayan bagi bahwahannya yang bertentangan dengan pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa bawahan adalah pelayan manajer. Oleh Taylor ini dinamakan studi gerak dan waktu (Time and a motion study).
2. Henry Laurance Gantt (1861 1919)
Henry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan, dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1. kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan bersama.
2. mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3. pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
4. penggunaan instruksi kerja yang terperinci.
D. Teori Organisasi Klasik
Tokoh-tokoh teori organisasi klasik antara lain yaitu Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker Follett dan Chaster I. Bernard.
1. Henry Fayol (1841-1925)
Fayol adalah seorang industrialis Perancis. Fayol mengatakan bahwa teori dan teknik administrasi merupakan dasar pengelolaan organisasi yang kompleks, ini diungkapkan dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et General atau Gneral and Industrial Management yang ditulis pada tahun 1908 oleh Constance Storrs.
Fayol membagi manajemen menjadi lima unsur yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan, fungsi ini dikenal sebagai fungsionalisme.
Fayol. Selanjutnya membagi enam kegiatan manajemen, yaitu 1. Teknik Produksi dan Manufakturing Produk, 2. Komersial, 3. Keuangan, 4. Keamanan, 5. Akuntansi dan 6. Manajerial.
Henry Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen, yaitu :
1. Devision of Work
Adanya spesialisasi dalam pekerjaan
2. Uathority and Responsibility
Wewenang yaitu hak untuk memberi perintah dan kekuasaan untuk meminta dipatuhi.
3. Dicipline
Melakukan apa yang sudah menjadi persetujuan bersama.
4. Unity of Command
Setiap bawahan hanya menerima instruksi dari seorang atasan saja untuk menghilangkan kebingungan dan saling lempar tanggung jawab.
5. Unity of Direction
One head and one plan or a group or activities having the same objective. Seluruh kegiatan dalam organisasi yang mempunyai tujuan sama harus diarahkan oleh seorang manajer.
6. Subordination of Individual Interest to Generale Interest
Kepentingan seseorang tidak boleh di atas kepentingan bersama atau organisasi.
7. Renumeration
Gaji bagi pegawai merupakan harga servis atau layanan yang diberikan, kompensasi.
8. Centralization
Standarisasi dan desentralisasi merupakan pembagian kekuasaan.
9. Sealar Chain (garis wewenang)
Jalan yang harus diikuti oleh semua komunikasi yang bermula dari dan kembali ke kuasaan terakhir.
10. Order
Disini berlaku setiap tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada tempatnya berdasarkan pada kemampuan.
11. Equity
Persamaan perlakuan dalam organisasi.
12. Stability of Tonure of Personel
Seorang pegawai memerlukan penyesuaian untuk mengerjakan pekerjaan barunya agar dapat berhasil dengan baik.
13. Initiative
Bawahan diberi kekuasaan dan kebebasan di dalam mengeluarkan pendapatnya, menjalankan dan menyelesaikan rencananya.
14. Esprit the Corps
Persatuan adalah keleluasaan, pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan, keharmonisan dan kesetiaan dari para anggotanya yang tercermin dalam semangat korps.
2. Mary Parker Follett (1868 1933)
Follett menjembatani antara teori klasik dan hubungan manusiawi, dimana pemikiran Follett pada teori kalsik tapi memperkenalkan unsur-unsur hubungan manusiawi. Dia menerapkan psikologi dalam perusahaan, industri dan pemerintahan. Konflik yang terjadi dalam perusahaan dapat dibuat konstruktif dengan menggunakan proses integrasi.
E. Aliran Hubungan Manusiawi (Neo Klasik)
Aliran timbul karena pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efieiensi dalam produksi dan keselarasan kerja. Para pakar mencoba melengkapi organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi. Tokoh-tokoh aliran hubungan manusiawi antara lain Hugo Munsterberg dan Elton Mayo.
1. Hugo Munsterberg (1862 1916)
Hugo merupakan pencetus psikologi industri sehingga dikenal sebagai bapak psikologi industri. Bukunya yaitu Psikology and Industrial Efficiensy, menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktivitas harus melakukan tiga cara pertama penemuan best possible person, kedua penciptaan best possible work dan ketiga penggunaan best possible effect.
2. Elton Mayo
Terkenal dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana hubungan manusiawi menggambarkan manajer bertemu atau berinteraksi dengan bawahan. Bila moral dan efisiensi kerja memburuk, maka hubungan manusiawi dalam organisasi juga akan buruk.
F. Aliran Hubungan Modern (Ilmu Pengetahuan)
Dalam pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama aliran hubungan manusiawi (perilaku organisasi), dan kedua berdasar pada manajemen ilmiah atau manajemen operasi.
Perilaku Organisasi :
a. Douglas McGregor
b. Frederick Herzberg
c. Chris Argiris
d. Edgar Schein
e. Abraham Maslow
f. Robert Blak dan Jane Mounton
g. Rensistlikert
h. Fred Feidler
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip).
2. Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
G. Aliran Kuantitatie
Perkembagannya dimulai dengan digunakannya kelompok-kelompok riset operasi dalam memecahkan permasalahan dalam industri. Teknik riset operasi sangat penting sekali dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini dalam pembuatan dan pengambilan keputusan. Penggunaan riset operasi dalam manajemen ini selanjutnya dikenal sebagai aliran manajemen science.
Langkah-langkah pendekatan manajemen science yaitu :
1. perumusan masalah dengan jelas dan terperinci
2. penyusunan model matematika dalam pengambilan keputusan
3. penyelesaian model
4. pengujian model atas hasil penggunaan model
5. penetapan pengawasan atas hasil
6. pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi
H. Pendekatan Sistem
Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi yang tak terpisahkan. Organisasi merupakan bagian dari lingkungan eksternal dalam pengertian luas. Sebagai suatu pendekatan system manajemen meliputi sistem umum dan sistem khusus serta analisis tertutup maupun terbuka.
Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis. Analis system manajemen spesifik meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi dan mekanisme perencanaan serta pengawasan.
I. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan praktek senyatanya. Biasanya antara teori dengan praktek, maka harus memperhatikan lingkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda.
A. Pengantar
Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai detik ini pula belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai pandangan-pandangan tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam penerapannya.
Dalam bab ini akan dikupas tiga aliran pemikiran manajemen, yaitu :
1. Aliran klasik yang terbagi dalam manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik.
2. Aliran hubungan manusiawi, disebut sebagai aliran neoklasik atau pasca klasik.
3. Aliran manajemen modern.
Disamping itu akan dibicarakan juga dua pendekatan manajemen yaitu :
1. Pendekatan sistem (System Approach)
2. Pendekatan kontingensi (Contingency Approac)
B. Teori Manajemen Klasik
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen, yaitu :
1. Robert Owen (1771 1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Mnajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.
2. Charles Babbage (1792 1871)
Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1. Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2. Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3. Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya.
4. Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.
C. Teori Manajeman Ilmiah
Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah antara lain Frederick Winslow Taylor, Frank dan Lilian Gilbreth, Henry L. Gantt dan Harrington Emerson.
1. Frederick Winslow Taylor
Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan dibahas, pada sekitar tahun 1900an. Taylor adalah manajer dan penasihat perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah (scientifick management).
Hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu sistem coba-coba atau yang lebih dikenal dengan nama sistem trial and error.
Hakekat pertama daripada manajemen ilmiah yaitu A great mental revolution, karena hal ini menyangkut manajer dan karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu penerapan ilmu pengetahuan untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap unsur pekerjaan.
Taylor mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :
1. menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.
2. memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3. setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam menjalankan tugasnya.
4. harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.
Hal yang menarik dari pendapat Taylor salah satunya adalah mengenai posisi manajer. Dimana manajer adalah pelayan bagi bahwahannya yang bertentangan dengan pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa bawahan adalah pelayan manajer. Oleh Taylor ini dinamakan studi gerak dan waktu (Time and a motion study).
2. Henry Laurance Gantt (1861 1919)
Henry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan, dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1. kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan bersama.
2. mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3. pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
4. penggunaan instruksi kerja yang terperinci.
D. Teori Organisasi Klasik
Tokoh-tokoh teori organisasi klasik antara lain yaitu Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker Follett dan Chaster I. Bernard.
1. Henry Fayol (1841-1925)
Fayol adalah seorang industrialis Perancis. Fayol mengatakan bahwa teori dan teknik administrasi merupakan dasar pengelolaan organisasi yang kompleks, ini diungkapkan dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et General atau Gneral and Industrial Management yang ditulis pada tahun 1908 oleh Constance Storrs.
Fayol membagi manajemen menjadi lima unsur yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan, fungsi ini dikenal sebagai fungsionalisme.
Fayol. Selanjutnya membagi enam kegiatan manajemen, yaitu 1. Teknik Produksi dan Manufakturing Produk, 2. Komersial, 3. Keuangan, 4. Keamanan, 5. Akuntansi dan 6. Manajerial.
Henry Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen, yaitu :
1. Devision of Work
Adanya spesialisasi dalam pekerjaan
2. Uathority and Responsibility
Wewenang yaitu hak untuk memberi perintah dan kekuasaan untuk meminta dipatuhi.
3. Dicipline
Melakukan apa yang sudah menjadi persetujuan bersama.
4. Unity of Command
Setiap bawahan hanya menerima instruksi dari seorang atasan saja untuk menghilangkan kebingungan dan saling lempar tanggung jawab.
5. Unity of Direction
One head and one plan or a group or activities having the same objective. Seluruh kegiatan dalam organisasi yang mempunyai tujuan sama harus diarahkan oleh seorang manajer.
6. Subordination of Individual Interest to Generale Interest
Kepentingan seseorang tidak boleh di atas kepentingan bersama atau organisasi.
7. Renumeration
Gaji bagi pegawai merupakan harga servis atau layanan yang diberikan, kompensasi.
8. Centralization
Standarisasi dan desentralisasi merupakan pembagian kekuasaan.
9. Sealar Chain (garis wewenang)
Jalan yang harus diikuti oleh semua komunikasi yang bermula dari dan kembali ke kuasaan terakhir.
10. Order
Disini berlaku setiap tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada tempatnya berdasarkan pada kemampuan.
11. Equity
Persamaan perlakuan dalam organisasi.
12. Stability of Tonure of Personel
Seorang pegawai memerlukan penyesuaian untuk mengerjakan pekerjaan barunya agar dapat berhasil dengan baik.
13. Initiative
Bawahan diberi kekuasaan dan kebebasan di dalam mengeluarkan pendapatnya, menjalankan dan menyelesaikan rencananya.
14. Esprit the Corps
Persatuan adalah keleluasaan, pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan, keharmonisan dan kesetiaan dari para anggotanya yang tercermin dalam semangat korps.
2. Mary Parker Follett (1868 1933)
Follett menjembatani antara teori klasik dan hubungan manusiawi, dimana pemikiran Follett pada teori kalsik tapi memperkenalkan unsur-unsur hubungan manusiawi. Dia menerapkan psikologi dalam perusahaan, industri dan pemerintahan. Konflik yang terjadi dalam perusahaan dapat dibuat konstruktif dengan menggunakan proses integrasi.
E. Aliran Hubungan Manusiawi (Neo Klasik)
Aliran timbul karena pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efieiensi dalam produksi dan keselarasan kerja. Para pakar mencoba melengkapi organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi. Tokoh-tokoh aliran hubungan manusiawi antara lain Hugo Munsterberg dan Elton Mayo.
1. Hugo Munsterberg (1862 1916)
Hugo merupakan pencetus psikologi industri sehingga dikenal sebagai bapak psikologi industri. Bukunya yaitu Psikology and Industrial Efficiensy, menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktivitas harus melakukan tiga cara pertama penemuan best possible person, kedua penciptaan best possible work dan ketiga penggunaan best possible effect.
2. Elton Mayo
Terkenal dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana hubungan manusiawi menggambarkan manajer bertemu atau berinteraksi dengan bawahan. Bila moral dan efisiensi kerja memburuk, maka hubungan manusiawi dalam organisasi juga akan buruk.
F. Aliran Hubungan Modern (Ilmu Pengetahuan)
Dalam pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama aliran hubungan manusiawi (perilaku organisasi), dan kedua berdasar pada manajemen ilmiah atau manajemen operasi.
Perilaku Organisasi :
a. Douglas McGregor
b. Frederick Herzberg
c. Chris Argiris
d. Edgar Schein
e. Abraham Maslow
f. Robert Blak dan Jane Mounton
g. Rensistlikert
h. Fred Feidler
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip).
2. Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
G. Aliran Kuantitatie
Perkembagannya dimulai dengan digunakannya kelompok-kelompok riset operasi dalam memecahkan permasalahan dalam industri. Teknik riset operasi sangat penting sekali dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini dalam pembuatan dan pengambilan keputusan. Penggunaan riset operasi dalam manajemen ini selanjutnya dikenal sebagai aliran manajemen science.
Langkah-langkah pendekatan manajemen science yaitu :
1. perumusan masalah dengan jelas dan terperinci
2. penyusunan model matematika dalam pengambilan keputusan
3. penyelesaian model
4. pengujian model atas hasil penggunaan model
5. penetapan pengawasan atas hasil
6. pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi
H. Pendekatan Sistem
Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi yang tak terpisahkan. Organisasi merupakan bagian dari lingkungan eksternal dalam pengertian luas. Sebagai suatu pendekatan system manajemen meliputi sistem umum dan sistem khusus serta analisis tertutup maupun terbuka.
Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis. Analis system manajemen spesifik meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi dan mekanisme perencanaan serta pengawasan.
I. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan praktek senyatanya. Biasanya antara teori dengan praktek, maka harus memperhatikan lingkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda.
Langganan:
Postingan (Atom)